Tentang Pacitan, Kota Paling Selatan Di Jawa Timur


Tampilkan postingan dengan label Peristiwa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Peristiwa. Tampilkan semua postingan

Senin, 19 September 2016

Ingin Kunjungi Goa Gong, Bus Rombongan Wisata Terperosok Jurang

Ingin Kunjungi Goa Gong, Bus Rombongan Wisata Terperosok Jurang

Wartapacitan.com | PUNUNG - Diduga tak kuat menanjak sebuah bus rombongan wisata asal Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan, terperosok ke dasar jurang di jalur Wisata Goa Gong. Akibatnya, 9 orang penumpang mengalami luka-luka dan harus mendapat perawatan medis. 

Kecelakaan terjadi di jalur Wisata Gong, Desa Bomo, Kecamatan Punung, Pacitan, Minggu sore. Bus rombongan wisata asal Kecamatan Ngadirojo terperosok ke dasar jurang sedalam sekitar 7 meter. 

Dari insiden ini bus mengalami kerusakan parah hampir di seluruh bagian. Sementara 8 orang penumpang dan sopir mengalami luka-luka dan harus mendapat perawatan itensif di puskesmas setempat. 

Kecelakaan tunggal ini terjadi ketika bus berpenumpang 17 orang kelompok Reog Kecamatan Ngadirajo melaju dari arah Goa Gong menuju Pacitan. Naas saat melintas di Jalan Tanjakan Song Gupuh, bus yang dikemudikan Sukir, warga Desa Wiyoro, Ngadirojo, ini tak kuat menanjak. 

Sang sopir yang tak mampu mengendalikan kemudi membuat bus bernopol AE 7116 UX justru berjalan mundur hingga terperosok ke dasar jurang. Demikian dikatakan AKP. Basuki, Kapolsek Punung.

Kini kasus kecelakaan lalu lintas ini masih dalam penyelidikan Unit Laka Lantas Polres Pacitan. Sementara beberapa korban luka parah dilarikan ke rumah sakit daerah untuk mendapat perawatan intensif.(rwp001)
Diduga Masalah Ekonomi, Seorang Wanita Gantung Diri

Diduga Masalah Ekonomi, Seorang Wanita Gantung Diri

Wartapacitan.com | ARJOSARI  - Warga Dusun Ngasem RT 02/RW 13, Desa Kedungbendo, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, di gegerkan seorang warga berjenis kelamin perempuan tewas gantung diri, Minggu (18/9/2016). Diduga korban nekat gantung diri karena masalah ekonomi.

Korban tewas bernama Misti (64). Jasad Misti di ketahui sekira pukul 10.00 wib. Korban pertama kali diketahui sudah meninggal dunia oleh tetangganya yang bernama Alan Yuliono dan Udin.

Saat itu, sekitar pukul 08.00 wib, Dendi, cucu korban, melihat neneknya meninggalkan rumah dengan membawa sabit. Kemudian, Sekitar pukul 08.30 wib, Suhartini, tetangga korban melihat nenek Misti berada di sawah sedang memeriksa tanaman sayuran.

Kemudian, sekitar pukul 10.00 wib, Alan Yuliono yang sedang mencari rumput di tegalan belakang rumah korban, yang berjarak kurang lebih 200 m, melihat sesuatu berwarna putih menggantung di pohon jati. Karena takut, dia mengajak Udin untuk melihat dari dekat. Setelah diperiksa, ternyata korban, Misti, yang tergantung di pohon jati tersebut.

Tak lama, saksi melaporkan kejadian tersebut ke perangkat desa dan selanjutnya melaporkan ke Polsek Arjosari. Hasil pemeriksaan petugas medis dari Puskesmas Kedungbendo, menyatakan bahwa ciri-ciri orang gantung diri sesuai dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. (rwp001)

Jumat, 16 September 2016

Pacitan Kembali Diterjang Banjir Dan Tanah Longsor

Pacitan Kembali Diterjang Banjir Dan Tanah Longsor

Wartapacitan.com | PACITAN - Hujan deras mengguyur Kabupaten Pacitan sepanjang Kamis siang hingga malam (15/9/2016) mengakibatkan beberapa wilayah terendam banjir dan tanah longsor. 

Informasi dari Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pacitan Ratna Budiono, mengatakan bahwa banjir di sekitar klep dam menyebabkan sumber air sungai masuk setinggi lutut orang dewasa. Bahkan, air masuk ke dalam rumah warga.

Rumah warga yang tergenang banjir tersebut adalah Isya, Amat, Salim dan Ponatin. Ratna juga menyebut terjadi kerusakan akibat banjir, dimana satu tiang listrik dekat lokasi dam hanyut. 

Sementara, akses Jalur Lintas Selatan (JLS), tepatnya di tepatnya di Desa Gawang, Kecamatan Kebonagung mengalami longsor. Akibatnya, akses jalan Pacitan-Ngadirojo lumpuh total. Sampai berita ini diturunkan, untuk roda 4 masih belum bisa melintas.

"Di himbau untuk tetap selalu waspada terhadap perubahan cuaca secara singkat dan intensitas hujan yang tinggi di sertai kilat atau petir dan angin kencang," seperti disadur dari Pusat Data Informasi (Pusdatin) BPBD Pacitan.
Longsor menutup akses JLS di Kecamatan Kebonagung. Foto : FB Denmas Fataqul Huda‎
Akibat terjadi tanah longsor, bahkan tiang listrik sepanjang mulai kresek gawang ke timur banyak yang roboh, jembatan gawang ada longsoran mnutup jalan. Dengan kondisi tersebut bagi yang mau ke Ngadirojo dan sebaiknya lewat utara (jalur Tulakan).

Masih di Kecamatan Kebonagung, dilaporkan di wilayah Cindal (perbatasan Desa Purwoasri dan Karangnongko,red) juga tertutup material longsor dan menyebabkan arus lalu lintas lumpuh total. Di wilayah tersebut juga terjadi beberapa titik longsoran yang menimpa rumah. (rwp001)

Senin, 12 September 2016

Ditinggal Sholat Idul Adha, Rumah Erna Habis Dilalap Si Jago Merah

Ditinggal Sholat Idul Adha, Rumah Erna Habis Dilalap Si Jago Merah

Wartapacitan.com | NAWANGAN - Kebakaran rumah kembali terjadi di wilayah Kabupaten Pacitan. Kali ini, menimpa Erna (35)  warga Desa Jetis Lor, Kecamatan Nawangan. 

Kebakaran itu terjadi saat warga setempat melaksanakan ibadah sholat berjamaah Sholat Idul Adha, Senin (12/9/2016) sekitar pukul 07.00 WIB.

Kebakaran baru diketahui oleh warga setelah melaksanakan sholat Id yang dilaksanakan di Masjid desa. Dari informasi yang didapatkan, pemilik rumah saat  kejadian sedang berada di rumah saudaranya.

"Kebakaran baru diketahui setelah para warga selesai melaksanakan sholat di. Rumah sudah habis terbakar dan warga berusaha memadamkannnya," ungkap Mispani salah satu warga.

Dari pemeriksaan olah TKP sementara oleh anggota Polsek Nawangan, kejadian kebakaran disebabkan karena adanya arus pendek atau konsleting listrik dengan kerugian ditaksir sekitar 25 juta rupiah. (hr/rwp001)

Sabtu, 10 September 2016

Hujan Deras Semalaman, Terjadi Banjir Dan Longsor Dibeberapa Titik

Hujan Deras Semalaman, Terjadi Banjir Dan Longsor Dibeberapa Titik

Wartapacitan.com | PACITAN - Hujan deras yang mengguyur merata hampir di semua kecamatan di Kabupaten Pacitan, Jum'at (9/9/2016) malam mengakibatkan beberapa titik tergenang hingga setinggi lutut.

Seperti di lingkungan RT02/RW02 dan RT03/RW01, Desa Sukoharjo, Kecamatan Pacitan. Sekitar 30-an rumah terendam banjir setinggi lutut orang dewasa. Tak hanya itu, air juga sampai masuk ke rumah beberapa warga. Banjir di wilayah tersebut akibat meluapnya Kali Jelok.

Genangan serupa juga muncul di Lingkungan Nogosari, Desa Kayen dan Dusun Krajan, Desa Sirnoboyo, Kecamatan Pacitan.

Begitu juga di sepanjang Jalur Lintas Selatan (JLS). Para pengendara hendaknya berhati-hati melawati kawasan tersebut. Pasalnya, dibeberapa titik terjadi longsor. Selain itu, kondisi jalan juga licin.
Longsor di beberapa titik JLS. Foto : FB Info Pacitan
Sementara, info dari RAPI, di bawah SDN Sidomulyo 1 ada kabel listrik yang putus akibat pohon tumbang.

Selain di pemukiman warga, banjir juga menggenangi sawah di Desa Sirnoboyo. Akibatnya, hektaran padi di wilayah tersebut rawan gagal panen.
Banjir di Desa Sukoharjo, Kecamatan Pacitan. Foto : WA Info Pacitan
Hujan deras semalaman juga mengakibatkan satu rumah milik Bonari di Dusun Ngricik, Desa Sidomulyo, Kecamatan Kebonangung terkena longsor. Hingga saat ini pihak BPBD Kabupaten Pacitan masih melakukan pendataan wilayah yang terdampak hujan deras semalam. (rwp001)

Kamis, 08 September 2016

Diduga Depresi, Gantung Diri Di Pohon Cengkeh

Diduga Depresi, Gantung Diri Di Pohon Cengkeh

Wartapacitan.com | TULAKAN - Sarno (60), warga RT01/RW03, Dusun Tenggar, Desa Kluwih, Kecamatan Tulakan, Kabupaten Kabupaten tewas gantung diri di pekarangan rumahnya, Kamis (8/9/2016). Korban diduga nekat mengkahiri hidupnya karena depresi akibat permasalahan keluarga. 

Menurut penuturan salah seorang warga, ini adalah kedua kalinya korban melakukan upaya bunuh diri. Upaya pertama, dilakukan korban dengan menenggak obat serangga. Namun, masih bisa diselamatkan warga dan kemudian dilarikan ke rumah sakit.

Baca Juga :

Kemudian, upaya kedua, korban melakukan gantung diri di pohon cengkeh yang letaknya tidak jauh dari rumah. Peristiwa itu berawal ketika korban pergi dari rumah sekitar pukul 22.00 WIB, Rabu (7/9/2016). Dirumah, korban hanya hidup berdua dengan istrinya.

Korban pertama kali ditemukan sekitar pukul 05.30 WIB, sudah dalam keadaan tidak bernyawa. Mengetahui hal tersebut, aparat desa setempat langsung melakukan koordinasi dengan aparat kepolisian. (rwp001)
Diduga Korsleting Listrik, Rumah Mispan Ludes Dilalap Api

Diduga Korsleting Listrik, Rumah Mispan Ludes Dilalap Api

Wartapacitan.com | ARJOSARI - Rumah milik Mispan, 65, warga RT 004/RW 001, Dusun Drono, Desa Temon, ludes dilalap si jago merah dalam waktu sekejap. Hal ini karena rumah tersebut terbuat dari kayu sehingga membuat api mudah menjalar, Rabu (7/9/2016) sekitar pukul 10.00 WIB. Diduga kebakaran tersebut karena korsleting.

Kapolsek Arjosari, AKP Sukinto Herman, mengatakan persitiwa kebakaran terjadi di Desa Temon, akibatnya satu rumah ludes terbakar. Selain bangunan rumah yang terbakar, seluruh isi rumah juga hangus terbakar.

Sukinto menyampaikan dari keterangan korban, saat itu Mispan atau pemilik rumah sedang mencari rumput. Tiba-tiba asap membumbung dan api terlihat semakin membesar di rumah itu. Api secara cepat menjalar ke seluruh bangunan rumah, apalagi rumah tersebut terbuat dari kayu.

Baca Juga :

"Pemilik rumah saat kejadian itu sedang mencari rumput, justru kebakaran itu kali pertama diketahui tetangganya," jelas dia kepada wartawan, Rabu.

Dia mengatakan dari dalam rumah tersebut juga sempat terdengar suara ledakan keras dari tabung elpiji 3 kg yang dimiliki korban. Ledakan tersebut membuat api semin membesar dan melalap seluruh perkakas rumah.

Warga yang ada di desa setempat langsung mendatangi dan membantu untuk memadamkan api. Dengan menggunakan peralatan seadanya, warga setempat berhasil memadamkan api dalam waktu 30 menit sejak kebakaran terjadi.

Lebih lanjut, dari olah tempat kejadian perkara yang dilakukan polisi, diduga kebakaran tersebut disebabkan karena korsleting listrik di bagian lampu dapur. Kabel lampu dapur di rumah itu sudah terkelupas.

"Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kebakaran tersebut. Namun, kerugian yang diderita korban mencapai Rp 95 juta," terang dia seperti dikutip dari madiunpos.com.(rwp001)

Rabu, 07 September 2016

Selingkuhi Istri Perangkat Desa, Oknum PNS Digrebeg Warga

Selingkuhi Istri Perangkat Desa, Oknum PNS Digrebeg Warga

Wartapacitan.com | PONOROGO - Cinta lama bersemi kembali berjung petaka. Mungkin ungkapan inilah gambaran yang pas ditujukan kepada pasangan selingkuh Agung(42), warga Ponorogo Kota bersama Sunarmi (39), warga Desa Winong, Kecamatan Jetis, Ponorogo. 

Seperti dilansir pojokpitu.com, keduanya ditangkap warga setelah keluar dari sebuah hotel dan dibawa ke kantor Desa Winong, Kecamatan Jetis. Warga nekat menangkap pasangan selingkuh ini karena kesal kerap melihat sejoli sering berduaan meski keduanya sudah memiliki pasangan hidup yang sah. Bahkan Agung yang merupakan oknum PNS sudah dikaruniai seorang anak.

Baca Juga :

Menurut Wibowo salah satu warga, belum diketahui secara pasti pasangan ini kembali menjalin hubungan. Hanya saja, sebelum mereka menikah, mereka sudah pernah menjalin hubungan asmara. Ironisnya, sebelum berangkat ke hotel, Sunarmi membohongi suaminya yang juga menjadi perangkat desa akan pergi mengikuti kegiatan pengajian.  

Setelah lebih dari satu jam disidang di kantor desa, kedua pasangan perselingkuhan ini membuat surat pernyataan untuk tidak melakukan hubungan perselingkuhan dan disetujui oleh tokoh masyarakat. (pul/rwp001)

Selasa, 06 September 2016

Tabrak Truk Parkir, Pengendara Motor Tewas Seketika

Tabrak Truk Parkir, Pengendara Motor Tewas Seketika

Wartapacitan.com | PACITAN – Kecelakaan lalu lintas terjadi di Jl. Pacitan-Tulakan KM 03 masuk RT 001/RW 001, Dusun Kedawung, Desa Mentoro, Kecamatan/Kabupaten Pacitan. Kecelakaan yang melibatkan sepeda motor dan truk pengangkut kayu itu mengakibatkan pengendara sepeda motor tewas seketika di lokasi kejadian.

Korban tewas pengendara sepeda motor bernama Agus Widodo, 46, warga RT 001/RW 001, Dusun Ngunut, Desa Menadi, Kecamatan/Kabupaten Pacitan. Sedangkan pengendara truk yaitu Richard Pratama, 23, warga RT 001/RW 001, Dusun Kedawung, Desa Mentoro, Kecamatan/Kabupaten Pacitan.

Baca Juga :

Kanit Lakalantas Polres Pacitan, AKP Sugeng R, mengatakan kecelakaan lalu lintas yang melibatkan sepeda motor berpelat nomor AE 2044 XZ dan truk roda enam berpelat nomor AD 1922 AB terjadi di Jl. Pacitan-Tulakan KM 03 terjadi pada Minggu, (4/9/2016) sekitar pukul 23.00 WIB. Pengendara sepeda motor tersebut meninggal dunia seketika dalam kejadian itu.

Dia mengatakan kecelakaan lalu lintas maut ini berawal dari pengendara sepeda motor melaju dari arah timur menuju ke barat atau di Jl. Pacitan-Tulakan KM 03. Saat sampai di lokasi kejadian, pengendara sepeda motor kurang memerhatikan jalan dan tidak memerhatikan di depannya ada truk yang bermuatan kayu sengon dengan posisi parkir.

Kemudian korban pun menabrak bagian belakang truk yang terparkir tersebut. Korban yang menabrak truk langsung roboh dengan mengalami luka parah di kepala depan sebelah kanan dan patah tulang iga. Dengan kondisi tersebut, korban langsung tewas seketika.

"Jadi truk itu terparkir di pinggir jalan dan saat itu korban tidak mengetahui kalau ada truk hingga menabraknya. Korban mengalami luka parah di bagian kepala hingga meninggal dunia di tempat," jelas dia.

Menurut dia, setelah dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), kecalakaan lalu lintas maut itu trejadi karena kurang hati-hatiannya pengemudi truk saat memarkir kendaraannya. Selain itu, korban juga kurang mengetahui kondisi jalan saat berlalu lintas di jalan tersebut.

"Kami menyita sejumlah barang bukti berupa kendaraan truk dengan nopol AD 1922 AB, SIM B1 Umum atas nama Richard Pratama, buku kir atas nama Familihaningsih, dan sepeda motor Honda Beat dengan nopol AE 2044 XZ," jelas dia seperti dilansir madiunpos.com. (rwp001)

Senin, 05 September 2016

Terlalu Vulgar, Launching Motor Di Alun-Alun Pacitan Disoal

Terlalu Vulgar, Launching Motor Di Alun-Alun Pacitan Disoal

Wartapacitan.com | PACITAN - Peluncuran salah satu produk motor di Alun-alun Pacitan beberapa waktu yang lalu menyisakan masalah. Pasalnya, para model yang beraksi dianggap terlalu vulgar, bahkan menjurus ke pornoaksi.

Salah satu organisasi yang mempermasalahkan kegiatan itu adalah IPNU (Ikatan Pelajar Nahdatul Ulama) dan IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdatul Ulama). Himpunan pelajar yang bernaung di bawah Nahdatul UIama tersebut mengirim surat protes kepada Bupati Pacitan.

Surat bernomor : 21/PC/C/7354-7455/VII/2016 yang ditandatangani oleh Ketua IPNU Amirudin dan Ketua IPPNU Dian Wahyu Putri itu berisi tiga poin. Antara lain, pertama, meminta agar bupati memperhatikan proses pemberian ijin kegiatan (memberikan syarat bahwa kegiatan tidak boleh mengandung pornografi/pornoaksi dan/atau syarat lainnya).

Kedua, agar dilakukan pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan masyarakat terutama yang berpotensi menimbulkan keresahan pada masyarakat, dan dapat menghentikan kegiatan secara langsung jika didapati unsur melanggar hukum.

Baca Juga :

Dan, yang Ketiga memberikan peringatan sampai dengan pemberian sanksi kepada pihak yang melanggar ketentuan. Sekaligus sebagai peringatan untuk pihak yang akan menyelenggarakan kegiatan serupa.

Sebagai tembusan, Dandim 0801 Pacitan, Kapolres Pacitan, Kepala Badan PM dan Perijinan, Kepala Satpol PP dan LINMAS, serta Ketua MUI Kabupaten Pacitan. (rwp001)

Jumat, 02 September 2016

Waspada Gendam Tepuk Pundak Bergentayangan

Waspada Gendam Tepuk Pundak Bergentayangan

Wartapacitan.com | TULUNGAGUNG - Meskipun sudah banyak terungkap, namun penipuan bermotif gendam masih terjadi di wilayah Tulungagung. Seorang ibu muda bersama pasangannya nekat melakukan penipuan modus gendam hanya untuk berfoya foya. 

Seperti dilansir pojokpitu.com, sepasang pelaku gendam atau hipnotis yang selama ini beroperasi di lintas kabupaten di Jawa Timur , berhasil ditangkap Satuan Reserse Polsek Kalidawir Tulungagung. 

Kedua pelaku adalah Dewi Puspitasari  (33) seorang ibu muda asal Desa Purworejo Kecamtan Sanan Kulon Kota Blitar, bersama Ali warga Desa Miligambar Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung. 

Baca Juga :

Kedua pelaku melakukan aksinya di berbagai tempat kejadian perkara , mulai wilayah Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Trenggalek dan Kabupaten Blitar. Ironisnya, perbuatan ini sudah dilakukanya selama 2 tahun belakangan ini. 

Sejak beraksi, pelaku sudah mengeruk uang ratusan juta rupiah. Sementara uang hasil penipuanya hanya digunakan berfoya-foya. Kapolsek Kalidawir AKP. Ilyas mengatakan, kasus ini terbongkar setelah korban Hajah Umi Hanik warga Kalidawir melapor karena telah menjadi korban penipuan. 

Modus yang dilakukan sepasang pelaku gendam ini dengan memperdayai korbannya dengan berjabat tangan dan menepuk pundak korban, setelah korbannya tidak sadarkan diri dan menuruti semua perintah oleh pelaku. Saat itu pelaku meminta uang hingga barang-barang berharga, serta sejumlah kebutuhan pokok. Selain itu, mereka dalam melakukan aksinya berpura-pura bisa mengganda uang . 

Kini kedua pelaku diamankan di Mapolres Kalidawir untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, beserta barang bukti berupa gula, rokok dan uang sisa hasil penipuannya. Kedua pelaku dijerat dengan pasal 378 KUHP , dengan ancaman kurungan lima tahun penjara. 

Polisi menghimbau kepada masyarakat agar waspada dengan penipuan dengan modus gendam ini, hanya dengan mudah para pelaku memperdayai korbannya dan menguras harta benda korban. (end/rwp001) 

Kamis, 01 September 2016

Hari ini Gerhana Matahari Cincin Akan Terlihat Pertama Kali di Langit Pacitan

Hari ini Gerhana Matahari Cincin Akan Terlihat Pertama Kali di Langit Pacitan

Wartapacitan.com | PACITAN - Gerhana Matahari Cincin (GMC) akan kembali terjadi. Fenomena alam ini akan berlangsung hari ini, Kamis (1/9/2016), Gerhana Ini hanya akan terjadi setiap 18 tahun sekali.

Gerhana Matahari ini dapat di amati pada saat Matahari akan terbenam. Gerhana Matahari Cincin di perkirakan akan terlihat pertama kali di langit Pacitan, Jawa Timur pada pukul 17.26 WIB.

Menurut prediksi Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) pada selasa (30/08/2016) tadi malam, Fenomena Gerhana Matahari Cincin ini bisa diamati dari 124 kota dan Kabupaten di 10 Provinsi oleh masyarakat Indonesia.

Baca Juga :

Tetapi, hanya terjadi di beberapa wilayah Indonesia dan hanya berupa Gerhana Matahari sebagian.

Wilayah Provinsi yang dapat mengamati Gerhana Matahari Cincin yaitu Sumatra Barat, Bengkulu, Sumatra Selatan bagian Tenggara, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur Bagian Barat.

"Untuk  selanjutnya  menyebar  ke  daerah  lainnya.  Mengingat  gerhana  ini  terjadi  saat  sore  hari  di  Indonesia,  semua  lokasi  di  pulau  Jawa  dan  Kalianda,  Lampung  hanya  terlewati oleh kontak pertama saja untuk kemudian Mataharinya terbenam," tulis BMKG.

Dalam pernyataan tertulis BMKG, Hary menjelaskan, jalur cincin GMC 1 September 2016, ditandai oleh dua garis merah yang berdekatan, dapat diamati di Samudra Atlantik, Afrika bagian tengah, Madagaskar, dan Samudra Hindia.

Adapun di luar jalur cincin tersebut, yaitu di sebagian kecil Amerika Selatan, Samudra Atlantik, Afrika kecuali sedikit Afrika bagian Utara, Semenanjung Arabia bagian Barat Daya, Samudra Hindia, dan sebagian kecil Indonesia serta Australia.

"Magnitudo GMC 1 September 2016 terbesar yang teramati dari Indonesia adalah 0,066 yaitu di Kalianda, Lampung," katanya.

Setelah itu, piringan matahari yang tampak terkena gerhana akan semakin kecil hingga akhirnya bulan terakhir kali menutupi piringan matahari, yaitu saat kontak terakhir. (rwp001)

Selasa, 30 Agustus 2016

Menyebar, Foto Tak Pantas Pelajar di Ponorogo

Menyebar, Foto Tak Pantas Pelajar di Ponorogo

Wartapacitan.com | PONOROGO - Pelajar di Kota Reyog dihebohkan dengan beredarnya foto 'syur'. Foto tersebut beredar di berbagai aplikasi komunikasi yang digunakan para pelajar seperti BlackBerry Messenger (BBM) dan WhatsApp. Dalam foto tersebut, terlihat dua remaja tiduran. Remaja pria tidak mengenakan pakaian. Sementara remaja putri mengenakan busana minim.

Seperti dilansir dari beritajatim.com, dua pelajar yang ada di foto masih berstatus sebagai pelajar. Untuk si cowok merupakan siswa sekolah negeri di Kecamatan Badegan. Sedangkan untuk si cewek merupakan siswi sekolah kejuruan negeri di Kecamatan Ponorogo.

Dan rupanya foto 'syur' tersebut sudah menjadi viral. Salah seorang pelajar yang mengaku bernama Lindawati mengatakan foto tersebut sudah beredar sejak hampir dua pekan lalu.

Baca Juga :

Dia mengaku mendapat kiriman foto tersebut sepekan terakhir. Menurut mereka, foto mudah menyebar melalui aplikasi komunikasi. "BBM dan WA memang biasa digunakan untuk berbagi foto. Sehingga cepat sekali menyebar, termasuk foto itu," ujar Linda, salah satu pelajar.

Dia mengaku kaget dengan foto tersebut dan menyayangkannya. Sejumlah pelajar juga mengaku resah dengan peredaran foto tersebut. Apalagi, belakangan santer menduga-duga asal sekolah pelajar yang ada dalam foto.

Hal yang sama juga dirasakan Rendra Bagus, pelajar asal Siman. Meski desas-desus yang beredar tidak menyebut nama sekolahnya, dia tetap merasa prihatin.

Sebab, dampak beredarnya foto tersebut tentu paling dirasakan oleh kedua remaja di dalam foto. "Hal itu menjadi pembelajaran bagi saya dan remaja yang lain. Supaya lebih menjaga pergaulan dan bijak dalam menggunakan media sosial," pungkasnya. (mit/ted/rwp001)

Senin, 29 Agustus 2016

Anak Sapi Berkepala Dua Lahir di Tulakan

Anak Sapi Berkepala Dua Lahir di Tulakan

Wartapacitan.com | TULAKAN - Masyarakat di Lingkungan Komplang, Dusun Gowong, Desa Bungur, Kecamatan Tulakan dikagetkan dengan kelahiran seekor anak sapi berkepala dua, Senin (29/8/2016).

Rusmali (55), pemilik sapi, mengaku tidak mendapat firasat apapun sebelum anak sapi aneh tersebut lahir. Yang ia tahu, sapi berkepala dua itu adalah hasil kawin suntik. Pria yang akrab disapa Kang Mali ini dikenal sebagai pedagang sapi di lingkungannya.

Rusmali menceritakan, proses kelahiran sapi tersebut berlangsung sangat dramatis. Sang induk sapi, tampak kesulitan ketika proses melahirkan. Tak ingin indukannya mati, proses persalinannya pun sampai ditarik dengan mobil.

Dari pengamatan terlihat sapi tersebut mengalami dempet kepala. Kepala tersebut memiliki dua mulut, empat mata dan empat telinga. Begitupun bagian leher ke bawah terhitung normal. Yaitu memiliki empat kaki dan satu bagian ekor.

Namun sayang, beberapa saat setelah dilahirkan, anak sapi unik itu mati.

Menurut para ahli, anak sapi yang lahir berkepala dua adalah sebuah bentuk dari kelainan selama masa kebuntingan. Ada beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab kelainan ini. Bisa jadi persoalan pakan, ini karena sapi bunting butuh nutrisi yang baik.

Baca Juga :
Bayi Dalam Kardus Gegerkan Trenggalek
Antisipasi Kecelakaan, Pagar Pengaman Jalan (Guardrail) Perlu Perbaikan

Penyebab lain adalah adanya pembelahan janin sapi yang tidak sempurna. Sehingga kemungkinan seharusnya sapi tersebut adalah sapi kembar tapi gagal menjadi kembar.

Yang lain adalah faktor keturunan. Bisa jadi dari benih untuk kawin suntik telah membawa sifat resesif (semacam kelainan atau kecacatan) dan terbawa ke anak sapi. Atau dari induknya ada kelainan. (rwp001)
Bayi Dalam Kardus Gegerkan Trenggalek

Bayi Dalam Kardus Gegerkan Trenggalek

Wartapacitan.com | TRENGGALEK - Seorang bayi baru lahir ditemukan di teras rumah Jamilah (65) warga Desa Pucang Anak, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek, Senin (28/8/2016) pagi. Bayi berjenis kelamin perempuan ini berada di dalam kardus.

Jamilah mengaku, penemuan bayi berlangsung sekitar pukul 04.30 WIB. Saat itu, ia baru sholat subuh dipanggil oleh anaknya Lamuji. 

"Mbok kok ada kardus di atas kursi ini apa?," tanya Lamuji kepada ibunya. Jamilah bergegas keluar rumah untuk melihat.

"Di luar rumah masih agak gelap. Saya melihat ada yang bergerak gerak di dalam kardus. Ada kain jarik dan uang Rp 50 ribu. Ternyata seorang bayi," aku Jamilah ketakutan.

Baca Juga :

Perempuan tua ini pun lantas memindahkan kardus berisi bayi itu ke halaman rumah. Dia kemudian melapor ke pihak perangkat desa. "Bayi berkulit putih dan tali pusarnya diikat tali benang. Kemudian di pahanya terdapat bercak darah. Sepertinya baru dilahirkan," imbuh perempuan yang rambutnya sudah dipenuhi uban ini seperti dilansir beritajatim.com

Tidak lama berselang aparat kepolisian dari Polsek Tugu datang ke lokasi. Bayi kemudian dibawa ke Puskesmas Tugu. Saat ini bayi berada di ruang Poli KB.

Sayangnya, pihak Puskesmas tidak mengizinkan wartawan meliput bayi. Padahal keberadaan bayi perlu dipublikasikan agar masyarakat mengetahui, dan membantu proses pencarian orang tua bayi oleh aparat kepolisian. (nng/kun/rwp001)

Senin, 22 Agustus 2016

Antisipasi Kecelakaan, Pagar Pengaman Jalan (Guardrail) Perlu Perbaikan

Antisipasi Kecelakaan, Pagar Pengaman Jalan (Guardrail) Perlu Perbaikan

Wartapacitan.com | PACITAN – Jalur berliku bersebelahan dengan jurang menuju wilayah Pacitan butuh fasilitas pengaman jalan yang memadai. Sayangnya, kondisi pagar pengaman jalan atau guardrail belum seluruhnya layak. Sepanjang 800 meter guardrail saat ini rusak dan butuh perbaikan. 

Rahmad Sugriwo, Kasi Pengawasan dan Pengendalian Angkutan Jalan UPT LLAJ Madiun mengatakan kerusakan pagar pengaman jalan itu terjadi di 14 titik yang tersebar di sejumlah ruas jalan provinsi dan nasional yang ada di Pacitan. Di antaranya, di Jalan Raya Ponorogo-Pacitan ada 10 titik dan di Jalan Raya Pacitan-Solo tiga titik, serta satu titik di jalan lintas selatan (JLS).

Dari sejumlah guardrail yang rusak, lanjutnya, perbaikan diprioritaskan untuk pagar pengaman jalan di sepanjang jalan Raya Pacitan-Solo. Pasalnya, jalan yang berada di wilayah tersebut terdapat tikungan curam dengan jurang di sebelahnya. Titik yang mendapat perhatian salah satunya adalah tanjakan Sedeng. Pasalnya, guardrail di titik tersebut kerap rusak ditabrak kendaraan. 

Baca Juga :

"Anggarannya masih dalam tahap pengajuan. Rencananya juga akan ada penembahan guardrail beberapa meter tahun ini," terangnya seperti dikutip radarmadiun.co.id.

Menurut Rahmad, perbaikan atau penambahan pagar pengaman jalan itu sengaja dilakukan guna menekan angka kecelakaan yang terjadi. Mengingat di ruas jalur nasional tersebut tergolong rawan. 

Sebagaimana diketahui, di ruas jalan Raya Pacitan-Solo banyak tikungan tajam dengan tebing cukup curam. Terutama masuk Desa Sedeng, Kecamatan Pacitan. Untuk itu sebagai langkah antisipasi terjadinya kecelakaan lalu lintas di jalur tersebut telah dipasang pagar pengaman. Total panjang guardrail yang ada saat ini adalah 10 kilometer. 

Seperti yang terjadi belaum lama ini, Kamis petang (18/9), mobil sedan nopol B 1977 ZD warna merah yang dikendarai Lulut Ari Prasetyo, 34, celaka masuk jurang setelah melewati tanjakan Sedeng di Dusun Mloko, Desa Sedeng, Kecamatan Pacitan.

Pengemudi sedan lolos dari maut dan hanya mengalami luka ringan di bagian tangan karena terkena pecahan kaca serta nyeri di bagian kaki. Sedangkan sedan miliknya ringsek di bagian kap depan. Mobil nahas itu nyangkut di pepohonan. (her/yup/rwp001)

Jumat, 19 Agustus 2016

Tanah Gerak Ancam Tiga Rumah Warga di Jatigunung

Tanah Gerak Ancam Tiga Rumah Warga di Jatigunung

Wartapacitan.com | TULAKAN – Tanah retak yang terjadi di Dusun Sempu, Desa Jatigunung, Kecamatan Tulakan mengancam tiga rumah yang berdekatan dengan lokasi retakan. Retakan tanah sepanjang 300 meter tersebut sangat berpotensi longsor. 

Tanah retak tersebut  berada di lahan kosong di belakang rumah Sarno. Karena itu, dia yang pertama kali mengetahui. Awalnya hanya muncul retakan kecil, kemudian retakan semakin lebar dan panjang. 

Selain rumah Sarno, rumah Misni dan Mbok Senen yang berdekatan juga terancam jika retakan tanah makin parah. Bahkan material tanah tersebut sudah merusakkan dinding dapur rumah milik rumah Sarno yang terbuat dari kayu. 

Baca Juga :

Terpisah, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan Pujono mengatakan retakan tanah yang ada di areal perkebunan milik warga ini terjadi setelah turun hujan deras pada Minggu (14/8) lalu. Penyebabnya tidak ada pepohonan di kawasan itu sebagai penahan air hujan. 

Pujono memaparkan retakan tanah yang terjadi di Dusun Sempu sekitar 5-20 sentimeter dengan kedalaman sekitar setengah meter. Namun kondisi tanah yang miring ini mengancam warga yang tinggal di kawasan tersebut. Mengingat jarak antara lokasi dengan pemukiman warga hanya sekitar 20 meter. 

Dia menyebutkan ada tiga kepala keluarga (kk) dan 11 jiwa yang saat ini masih tinggal di rumah tersebut. Untuk mengantisipasi terjadi pergerakan tanah susulan, ia meminta agar warga setempat menutup retakan tanah. 

Kepala Desa Jatigunung Ety Wulaningsih membenarkan adanya pergerakan tanah di daerahnya. Saat ini, warga telah menutup retakan-retakan tanah untuk mencegah retakan susulan. Belum ada imbauan agar warga mengungsi atas kejadian tersebut. 

"Pemerintah desa mengingatkan warga meningkatkan kewaspadaan. Untuk menghindari hal tidak diinginkan dan adanya korban jiwa," kata dia, seperti dikutip dari radarmadiun.co.id. (her/yup/rwp001)

Selasa, 16 Agustus 2016

Data BPBD Total 104 Rumah Terdampak Bencana

Data BPBD Total 104 Rumah Terdampak Bencana

Wartapacitan.com | PACITAN – Dampak bencana banjir dan longsor di sejumlah kecamatan terbilang serius. Laporan yang masuk ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan ada 104 rumah warga di tujuh kecamatan rusak. Selain itu, 15 infrastruktur seperti jalan dan tanggul juga dilaporkan rusak akibat tertimbun material longsor dan diterjang derasnya banjir.

Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan Pujono mengatakan, jumlah kerusakan rumah warga paling banyak terdapat di Kecamatan Tulakan. Jumlahnya mencapai 59 unit. Kemudian, di Kecamatan Pacitan ada sekitar 11 rumah warga rusak dan Kecamatan Ngadirojo ada sebanyak 10 rumah porak-poranda. Sedangkan sisanya tersebardi empat kecamatan yang lain. 

Sementara, infratruktur yang rusak berada di Kecamatan Ngadirojo ada 6 titik. Selanjutnya, di Kecamatan Pacitan ada empat titik yang masing-masing tersebar di Desa Bolosingo 3 titik dan Desa Tambakrejo satu titik. Sedangkan, di Kecamatan Arjosari dilaporkan, tanggul jebol akibat diterjang derasnya aliran Sungai Grindulu yang meluap. Perinciannya, satu titik di Desa Gunungsari, dan dua titik di Desa Sedayu. Lalu ada juga infrastruktur jalan di Desa Gondosari dan Ploso, Kecamatan Punung juga rusak.

Baca Juga :

Hingga sampai saat ini, pihaknya masih belum berani memastikan berapa besaran kerugian yang ditimbulkan akibat bencana tanah longsor dan banjir tersebut. Karena dimungkinkan jumlah kerusakan rumah maupun sarana infrastruktur masih bisa bertambah. 

"Jumlah total kerugian masih dihitung. Karena kemungkinan ada kerusakan yang belum masuk laporan," kata Pujono seperti dilansir dari radarmadiun.co.id.

Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Pacitan Tri Mudjiharto mengungkapkan, rentetan bencana alam di wilayah Pacitan disebabkan fenomena La Nina di kawasan Samudera Hindia. Di mana kondisi suhu air laut cepat menghangat sehingga menyebabkan terjadinya hujan secara tidak menentu. 

"Fenomena ini akan terus terjadi mulai Juli sampai Oktober mendatang," terangnya.

Diakuinya, anomali cuaca akan terjadi dalam rentang Agustus-Oktober yang seharusnya sudah memasuki musim kemarau. Namun, pada kenyataannya beberapa hari terakhir justru turun hujan dengan intensitas tinggi. (her/yup/rwp001)

Senin, 15 Agustus 2016

Data Sementara BPBD Pacitan, 59 Rumah Terkena Dampak Longsor

Data Sementara BPBD Pacitan, 59 Rumah Terkena Dampak Longsor

Wartapacitan.com | PACITAN - Sedikitnya ada 59 rumah yang terkena dampak longsor akibat hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kabupaten Pacitan sejak Sabtu (13/8/2016). Ke 59 rumah tersebut tersebar di Kecamatan Pacitan, Tulakan, Arjosari, Pringkuku dan Kebonagung. 

"Kami belum mendata semuanya, baru pagi ini nanti kami data," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan, Pujono, Senin (15/8/2016).

Pujono mengatakan saat ini petugas masih melakukan pendataan pastinya. Berapa yang terkena dampak dan berapa kerugiannya belum masuk kepadanya. Data rumah rusak akibat bencana tanah longsor tersebut diperkirakan masih akan terus bertambah seiring masih terjadinya gerakan tanah di lokasi itu. Selain di Kecamatan Tulakan, beberapa kecamatan lain juga terjadi longsor yang mengakibatkan rumah warga rusak.

Baca Juga :

"Bencana tanah longsor kali ini terjadi hampir merata di sejumlah kecamatan di Pacitan, saat ini yang kami data baru 59 rumah. Itu ada yang mengalami rusak parah dan hanya kemasukan longsoran tanah," jelasnya.

Pujono menjelaskan tanah longsor yang terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi itu terjadi pada Sabtu malam hingga Minggu dini hari.  Sebagian rumah ada yang terkena longsoran hingga rusak dan membuat tembok rumah jebol. Selain merusak rumah, longsoran tanah juga merusak kandang ternak dan membuat sejumlah ternak hanyut terbawa arus air dan mati tertimpa longsoran tanah.

Untuk warga yang rumahnya terdampak, kata dia, saat ini tidak mengungsi ke tempat yang dianggap lebih aman. Mereka masih tinggal di rumah mereka masing-masing sambil membersihkan longsoran tanah. Dia mengimbau kepada warga yang rumahnya di dekat perbukitan untuk lebih waspada, karena diprediksi hujan akan mengguyur Pacitan untuk beberapa waktu mendatang. (rwp001)

Minggu, 14 Agustus 2016

Tiga Rumah di Kalikuning Rusak Parah Diterjang Longsor

Tiga Rumah di Kalikuning Rusak Parah Diterjang Longsor

Wartapacitan.com | TULAKAN – Intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan tiga rumah di Dusun Ngambar, Desa Kalikuning, Kecamatan Tulakan rusak parah diterjang tanah longsor. Longsor menimpa rumah Imam di RT/RW 3/17, Bibit warga RT 2/XIX, dan rumah Kartono RT/RW 3/18, Minggu (14/8/2016). 

Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun salah seorang diantaranya terpaksa harus mengungsi ke rumah tetangga yang aman.

Di ketiga rumah tersebut, material longsor yang berisi tanah menerjang bagian tembok rumah. Bahkan dirumah Kartono, material longsor menjebol tembok rumah sehingga merusak atap rumah memasuki interior rumah miliknya. Kerugian atas bencana tanah longsor yang menerjang tiga rumah warga tersebut mencapai puluhan juta rupiah.

Baca Juga :
Hujan Deras, Siswa MAN Pacitan Dievakuasi Saat Berkemah
Pingin Kencan Dengan Pacar, Pemuda Kalipelus Nyolong Kelapa

Selain rumah, bangunan fasilitas umum yang mengalami kerusakan adalah Puskesmas Pembantu (Pustu) Kalikuning yang halaman belakangnya ambrol.

Masih di wilayah Tulakan, akibat hujan deras mengguyur kawasan tersebut, sebuah bangunan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Dusun Watulumbung, Desa Padi, Kecamatan Tulakan diterjang banjir bandang sehingga digenangi air dengan kedalaman 180 cm.

Sementara, Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pacitan Ratna Budiono mengatakan cuaca tak lazim ini masih akan berlangsung hingga bulan oktober mendatang. Kondisi ini disebabkan dari dampak badai La Nina yang terjadi di pantai selatan Jawa. Sehingga, beberapa daerah termasuk Pacitan mengalami kemarau basah.

Ratna mengatakan, sesuai prediksi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah selatan Jawa akan mengalami hujan terus-menerus. (rwp001)