Tentang Pacitan, Kota Paling Selatan Di Jawa Timur


Tampilkan postingan dengan label Pacitan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pacitan. Tampilkan semua postingan

Senin, 19 September 2016

JLS Belum Bisa Dilewati, Jalur Tulakan Jadi Alternatif

JLS Belum Bisa Dilewati, Jalur Tulakan Jadi Alternatif

Wartapacitan.com | PACITAN - Hingga hari kelima pasca tertutupnya JLS oleh material longsor, membuat aktivitas sejumlah warga tersendat. Termasuk proses pengiriman logistik sembako baik dari Kecamatan Pacitan maupun ke Kecamatan Ngadirojo. Serta pasokan material ke PLTU Sudimoro terganggu.

Arus lalu lintas menuju ke Kecamatan Ngadirojo maupun sebaliknya terpaksa dialihkan melalui Jalan Pacitan-Tulakan. Sebab, jalur nasional tersebut tak bisa dilalui oleh kendaraan baik roda dua maupun roda empat. Meski material longsor menutup total JLS di kilometer 14, tak jarang banyak pengguna kendaraan roda dua yang nekat melintas melalui jalur setapak dengan bantuan warga setempat.

Kasatlantas Polres Pacitan AKP Jumianto Nugroho mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan rekayasa pengalihan lalu lintas pasca longsor di JLS. Selain menutup jalur nasional tersebut, semua kendaraan mulai dari Pasar Arjowinangun juga mengarahkan pengguna jalan untuk melintas di Jalan Pacitan-Tulakan apabila hendak bepergian ke Kecamatan Ngadirojo dan Sudimoro. 

Meskipun bukan jalur perekonomian utama, Nugroho mengungkapkan, tertutupnya JLS oleh material longsor tersebut membuat akses pariwisata ke beberapa objek wisata seperti ke Pantai Soge di Kecamatan Ngadirojo dan Pantai Pidakan di Kecamatan Tulakan terputus. Apalagi jalur alternatif berupa jalan desa tepatnya masuk Desa Gawang, Kecamatan Kebonagung juga tertutup material longsor. (rwp001)
Ini Dampak Bencana Di Kecamatan Kebonagung

Ini Dampak Bencana Di Kecamatan Kebonagung

Wartapacitan.com | KEBONAGUNG - Tanah longsor menghajar sejumlah rumah warga di Kecamatan Kebonagung. Tercatat ada sebanyak lima rumah warga kena hantam material longsor. Antara lain, rumah Khaderin di Dusun Klepu, Desa Sidomulyo. Serta tempat tinggal Agung Sukamto, Miselan, Suharto, dan Edi di Dusun Krajan, Desa Gawang.

Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan Pujono mengatakan, rumah warga yang terkena bencana longsor terparah adalah keluarga Khaderin. Material longsor mengakibatkan tempat tinggal korban ambruk dan nyaris rata dengan tanah. Kondisi itu juga membuat korban untuk sementara waktu mesti mengungsi ke tetangga terdekat. 

Sementara terkait besaran kerugian akibat bencana tanah longsor tersebut, Pujono menuturkan, pihaknya baru bisa mengestimasi yang ada di rumah Khaderin. Tercatat kerugian yang ditanggung oleh korban mencapai sekitar Rp 50 juta. Sedangkan, empat rumah warga lainnya di Dusun Krajan, Desa Gawang masih dalam proses inventarisir. 

Terpisah, Kepala Desa Gawang Sogiyanto selain menimbun rumah warga di Dusun Krajan, material longsor juga menutup akses jalan desa yang juga merupakan jalur alternatif penghubung antara Desa Mantren, Sidomulyo dan Gembuk. Serta, Desa Gawang, Gembuk, Sanggrahan, dan Ketro. 

"Karena jalan desa sebagai jalur alternatif itu tertutup material longsor, jadi untuk sementara waktu warga harus berputar melewati Kecamatan Tulakan," terangnya.

Diungkapkannya, karena akses jalan desa tersebut tertutup material longsor otomatis aktivitas warga Desa Gawang, Mantren, dan Gembuk terganggu. Mereka yang bekerja di Kecamatan Pacitan misalnya, harus memutar sejauh delapan kilometer melalui jalur desa lainnya yang tembus Lapangan Kecamatan Kebonagung. 
Bupati Indartato meninjau lokasi longsor di Kecamatan Kebonagung. Foto : Doc Humas
Lebih lanjut, Sogiyanto menambahkan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Bina Marga dan Pengairan Pacitan untuk menangani longsor yang menutup akses jalan Desa Gawang menggunakan alat berat. Selain itu, dia juga telah meminta adanya langkah cepat dari PLN untuk proses perbaikan tiang listrik di Desa Gawang yang ambruk karena longsor. Sebab, sejak kejadian longsor tersebut pasokan listrik di hampir seluruh wilayah Kecamatan Kebonagung terganggu. 

Terpisah, pasca terjadinya rentetan bencana banjir dan longsor, Bupati Pacitan Indartato langsung meninjau lokasi kejadian. Orang nomor satu di jajaran Pemkab Pacitan tersebut menginstruksikan kepada para kepala satuan kerja (satker) terkait untuk segera menangani permasalahan yang terjadi di lapangan. (her/yup/rwp001)

Sabtu, 17 September 2016

Puluhan Kendaraan Angkutan Kena Razia

Puluhan Kendaraan Angkutan Kena Razia

Wartapacitan.com | PACITAN - Pelanggaran izin trayek dan kelaikan kendaraan tampaknya masih menjadi masalah pelik transportasi di Pacitan. Buktinya, sebanyak 83 kendaraan terjaring razia tim gabungan dari Dishub LLAJ Jatim serta Satlantas Polres Pacitan dalam dua hari terakhir ini. Masing-masing 45 kendaraan saat operasi di Terminal Punung dan 43 kendaraan di Terminal Pacitan.

Kasi Pengawasan dan Pengendalian Angkutan Jalan UPT LLAJ Madiun Rahmad Sugriwo, seperti dilansir radarmadiun.co.id mengatakan, kebanyakan angkutan penumpang yang kena tilang tersebut karena memiliki izin trayek. Selain itu, ada pula kendaraan angkutan barang yang melebihi dimensi atau melanggaran ketentuan batas muatan. 

Diakui Rahmad, razia tersebut bertujuan untuk menegakkan aturan sesuai regulasi yang ada. Aturan yang berlaku itu antara lain UU nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan pasal 208 yaitu dalam rangka membangun dan mewujudkan budaya keselamatan jalan. Selain itu ada juga Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2014 tentang Angkutan Jalan Pasal 70. Contohnya, untuk angkutan barang yang melebihi jumlah berat tonase yang diizinkan (JBI) akan diberikan sanksi sesuai aturan yang berlaku. 

Apabila ada pemilik angkutan umum yang beberapa kali melanggar ketentuan hingga menyebabkan kecelakaan di jalan, otomatis izin trayek mereka akan langsung dicabut. Menurut dia, tindakan itu terpaksa dilakukan demi keselamatan penumpang dan sopir. 

Melihat hasil razia, Rahmad menduga masih banyak angkutan penumpang atau barang di Pacitan yang berpotensi melanggar kelengkapan administrasi. Karena itu tidak menutup kemungkinan kendaraan umum yang bakal kena tilang akan bertambah. Bahkan pihaknya akan menggelar razia serupa secara rutin setiap bulan. Sedangkan targetnya, semua angkutan umum yang bermasalah dengan izinnya seperti KIR dan kelengkapan surat kendaraan lainnya. (her/yup/rwp001)

Jumat, 16 September 2016

Pacitan Kembali Diterjang Banjir Dan Tanah Longsor

Pacitan Kembali Diterjang Banjir Dan Tanah Longsor

Wartapacitan.com | PACITAN - Hujan deras mengguyur Kabupaten Pacitan sepanjang Kamis siang hingga malam (15/9/2016) mengakibatkan beberapa wilayah terendam banjir dan tanah longsor. 

Informasi dari Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pacitan Ratna Budiono, mengatakan bahwa banjir di sekitar klep dam menyebabkan sumber air sungai masuk setinggi lutut orang dewasa. Bahkan, air masuk ke dalam rumah warga.

Rumah warga yang tergenang banjir tersebut adalah Isya, Amat, Salim dan Ponatin. Ratna juga menyebut terjadi kerusakan akibat banjir, dimana satu tiang listrik dekat lokasi dam hanyut. 

Sementara, akses Jalur Lintas Selatan (JLS), tepatnya di tepatnya di Desa Gawang, Kecamatan Kebonagung mengalami longsor. Akibatnya, akses jalan Pacitan-Ngadirojo lumpuh total. Sampai berita ini diturunkan, untuk roda 4 masih belum bisa melintas.

"Di himbau untuk tetap selalu waspada terhadap perubahan cuaca secara singkat dan intensitas hujan yang tinggi di sertai kilat atau petir dan angin kencang," seperti disadur dari Pusat Data Informasi (Pusdatin) BPBD Pacitan.
Longsor menutup akses JLS di Kecamatan Kebonagung. Foto : FB Denmas Fataqul Huda‎
Akibat terjadi tanah longsor, bahkan tiang listrik sepanjang mulai kresek gawang ke timur banyak yang roboh, jembatan gawang ada longsoran mnutup jalan. Dengan kondisi tersebut bagi yang mau ke Ngadirojo dan sebaiknya lewat utara (jalur Tulakan).

Masih di Kecamatan Kebonagung, dilaporkan di wilayah Cindal (perbatasan Desa Purwoasri dan Karangnongko,red) juga tertutup material longsor dan menyebabkan arus lalu lintas lumpuh total. Di wilayah tersebut juga terjadi beberapa titik longsoran yang menimpa rumah. (rwp001)
Dua Ribu Lebih Penduduk Pacitan Belum Memiliki KTP

Dua Ribu Lebih Penduduk Pacitan Belum Memiliki KTP

Wartapacitan.com | PACITAN - Sedikitnya 42.755 penduduk Pacitan belum memiliki kartu tanda penduduk (KTP). Jumlah tersebut merupakan sisa dari jumlah total wajib KTP sebanyak 457.196 ribu jiwa atau berkisar 9 persen. 

Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Pacitan Muhamad Fathoni menjelaskan, mereka yang belum memiliki administrasi kependukan kebanyakan usia pemula. Mereka beralasan masih menempuh pendidikan diluar kota sedangkan sisanya beragam alasan termasuk mereka yang masih merantau.

"Kita akan beri kesempatan  kepada masyarakat untuk segera mengurus administrasi kependudukan hingga 30 September," ungkapnya.

Meski kesempatan melakukan perekaman KTP masal dibatasi hingga 30 September bukan berarti yang belum mengurus tidak terlayani. Namun menurut Fathoni, masyarakat dapat memanfaatkan momen perekaman masal ini karena banyak kemudahan. Bagi yang tidak bisa datang langsung ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dapat menunggu mobil unit pelayanan keliling yang dilaksanakan bergiliran.

"Setiap hari kita operasikan dua unit mobil pelayanan. Untuk informasi lokasinya melalui kepala desa masing masing," katanya. 

Lebih lanjut M Fathoni menyatakan, untuk memiliki bukti kependudukan seperti KTP atau KK sangat penting. KTP misalnya, data yang terkam didalamya dipergunakan untuk mengurus keperluan lain semisal data Bank, BPJS dan lain sebagainya. Seandainya mereka tidak terdata dalam data kependudukan maka yang rugi masyarakat itu sendiri. 

"Data kependudukan minmal ada 4 yakni, akte kelahiran, kartu keluarga, KTP serta akte kematian bagi yang sudah meninggal," kata Fathoni, seperti dikutip dari laman pacitankab.go.id.(Riz)

Kamis, 15 September 2016

Akhir Tahun Dipastikan Jalan ke Klayar Lancar

Akhir Tahun Dipastikan Jalan ke Klayar Lancar

Wartapacitan.com | DONOROJO - Masalah kemacetan di ruas jalan menuju ke objek wisata Pantai Klayar saat musim liburan mulai terurai. Karena sejumlah jalur alternatif bakal dioptimalkan pada penghujung tahun nanti. Seperti halnya pada jalur alternatif penghubung antara Dusun Krajan, Desa Sendang dengan Dusun Krajan Wetan, Desa Kalak, Kecamatan Donorojo. Jalur yang berada tak jauh dari lokasi Pasar Kalak tersebut mulai digarap Dinas Bina Marga dan Pengairan Pacitan dalam sebulan terakhir ini.

Kabid Bina Marga Dinas Bina Marga dan Pengairan Pacitan Suparlan mengatakan, proses perbaikan jalan alternatif tersebut ditargetkan rampung pada November mendatang. Sehingga, ketika musim libur natal dan tahun baru sudah siap digunakan sebagai jalur alternatif apabila jalur utama terjadi kemacetan. 

Suparlan menuturkan, seperti dilansir dari radarmadiun.co.id, pembangunan jalan alternatif tersebut menyedot anggaran sebesar Rp 2,5 miliar. Proses pengerjaan mulai dari perbaikan jalan sepanjang 575 meter meliputi pengaspalan secara hotmix serta pelebaran sekitar enam meter. 

Setelah proses itu rampung, lanjut dia, baru tahap pengaspalan bisa dikerjakan. Namun, dia mengakui anggaran yang telah digelontorkan tersebut belum mencakup proses pembangunan saluran air dan penahan tebing. Terkait tahapan tersebut dimungkinkan bakal dikerjakan tahun depan. 

Suparlan mengatakan pemanfaatan jalur alternatif itu akan benar-benar dioptimalkan. Sebab tingkat kemacetan saat ini sudah menggangu wisatawan. Penggunaan jalur alternatif itu, para wisatawan bisa keluar masuk ke objek wisata Pantai Klayar dengan nyaman. Selain itu, keberadaan jalur alternatif tersebut nantinya juga bisa menghemat waktu perjalanan para wisatawan. Minimal dua kilometer dibandingkan melintasi jalur utama. 

Sebagaimana diketahui, seiring makin berkembangnya potensi pariwisata Pacitan membuat pemkab seolah rela jor-joran untuk memperbaiki akses jalan wisata. Bahkan, tahun ini pemkab sudi menggelontorkan dana jumbo mencapai sekitar Rp 24,5 miliar. Atau sekitar 25 persen dari kekuatan alokasi anggaran perbaikan jalan tahun ini sebesar Rp 97 miliar.

Di antaranya, peningkatan kapasitas jalan Punung-Kalak sekitar Rp 8 miliar, Sendang-Pantai Klayar sebesar Rp 7 miliar, Dersono-Kalak Rp 5 miliar, Sukodono-Kalak Rp 2,5 miliar, dan Jalan Dadapan-Watukarung-Dersono sebesar Rp 2 miliar. (her/yup/rwp001)

Rabu, 14 September 2016

Desa Ngadirejan Mewakili Pacitan Dalam Penilaian P2WKSS Tingkat Propinsi

Desa Ngadirejan Mewakili Pacitan Dalam Penilaian P2WKSS Tingkat Propinsi

Wartapacitan.com | PRINGKUKU - Desa Ngadirejan mewakili Kabupaten Pacitan dalam penilaian tingkat provinsi lomba Program terpadu peningkatan peran wanita menuju keluarga sehat sejahtera (P2WKSS). Terpilihnya Desa Ngadirejan bukan tanpa alasan karena terbukti desa di Kecamatan Pringkuku itu memiliki potensi yang kuat dalam pemberdayaan kaum perempuan.

"Empat tahun saya pernah menjadi camat pringkuku dan saya yakin Desa Ngadirejan mampu menjadi yang terbaik," terang Bupati Indartato.

Menurut Bupati, program P2WKSS merupakan sebuah upaya meningkatkan sumber daya manusia menuju masyarakat sejahtera dengan motor penggerak kaum perempuan. Melalui program ini kaum perempuan tidak sekedar menjadi konco wingking namun juga lebih berdaya sehingga dapat menopang ekonomi rumah tangga. 

Diungkapkan Bupati Indartato saat ini penduduk miskin Pacitan masih 13,3 persen. Angka tersebut dapat ditekan jika semua komponen bergerak, termasuk, kaum perempuan.Apalagi, 10 persen dari 179 ribu kepala keluarga di Pacitan adalah perempuan. 

Sementara itu, Ketua tim verifikasi P2WKSS Provinsi Herawanta Ananda mengatakan, Desa Ngadirejan masuk pemantauan lapang setelah lolos dalam tahap penilaian administrasi. terdapat 12 indikator P2WKSS yang nantinya akan dipantau. Antara lain, Hukum dan HAM, Kesehatan, Pendidikan, Perindustrian dan KomInfo. Selanjutnya ada koperasi UMKM, Sosial, Pemberdayaan perempuan, Ketahanan Pangan, Narkoba serta PKK. 

"Perempuan hebat itu pasti maka dari itu, jika wanita berdaya kesejahteraan akan mengikutinya," terangnya seperti dikutip dari laman pacitankab.go.id. (riz/rwp001)

Selasa, 13 September 2016

Dari 56 Tenaga Harian Lepas, Hanya 5 Yang Penuhi Syarat Ikuti Tes CPNS

Dari 56 Tenaga Harian Lepas, Hanya 5 Yang Penuhi Syarat Ikuti Tes CPNS

Wartapacitan.com | PACITAN – Peluang diangkat menjadi abdi negara makin tipis. Setidaknya itu dialami tenaga harian lepas (THL) penyuluh pertanian di Pacitan. Dari total 56 THL yang diusulkan oleh pemkab, hanya lima penyuluh pertanian saja yang dinyatakan berhak mengikuti tes seleksi CPNS. Sedangkan, 51 THL lainnya dinyatakan tidak memenuhi syarat administrasi dan menjadi tenaga honorer abadi.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pacitan Fatkhur Rozi mengatakan, mereka yang tidak memenuhi syarat administrasi itu karena usianya di atas 35 tahun. Sementara, lima THL yang memenuhi syarat tersebut selanjutnya dibuatkan memorandum of understanding (MoU) antara bupati dengan Kementerian Pertanian (Kementan). 

Fatkhur menjelaskan, jika lima penyuluh pertanian yang memenuhi syarat itu sudah dinyatakan lulus tes CPNS maka penanganan kepegawaiannya diserahkan ke pemkab. 
Meskipun sudah ada yang dinyatakan lolos syarat administrasi, lanjut Fatkhur, namun untuk pelaksanaannya tes seleksi CPNS bagi penyuluh pertanian tersebut belum diketahui pasti kapan jadwalnya. Menurutnya, karena pengangkatan CPNS itu wewenang dari pusat, maka yang menentukan segala urusannya terkait tes seleksi tersebut adalah Kementan. 

Terkait nasib puluhan THL penyuluh pertanian yang tidak memenuhi syarat administrasi, mantan Asisten Administrasi Umum itu mengatakan, pihaknya berupaya untuk membantu mengusulkan sebagai pegawai dengan perjanjian khusus (PPK). Menurut dia, PPK ini tak ubahnya seperti PNS biasa. Hanya yang membedakan adalah tunjangan pensiun. 

Namun, untuk mengusulkan puluhan THL penyuluh pertanian yang tidak memenuhi syarat tersebut sebagai PPK tidak mudah. Sebab, mesti dikuatkan dengan adanya peraturan pemerintah (PP). Sementara PP yang mengatur akan hal itu hingga saat ini belum ada. 

Sebagaimana diketahui, kesempatan THL penyuluh pertanian di Pacitan untuk menjadi CPNS ini setelah Kementan mengeluarkan surat bernomor 6420/SM-040/1/7/2016 perihal usulan formasi kebutuhan PNS penyuluh pertanian dari pelamar THL-TB (tenaga bantu) penyuluh pertanian tertanggal 20 Juli 2016 lalu. (her/yup/rwp001)
Isu Penyakit Zoonosis, Tak Pengaruhi Harga Hewan Kurban

Isu Penyakit Zoonosis, Tak Pengaruhi Harga Hewan Kurban

Wartapacitan.com | PACITAN - Meski ditempa isu penyakit zoonosis namun harga hewan kurban di Pacitan tak terpengaruh. Harga sapi jenis limousine berusia 3 tahun berkisar Rp 21 juta hingga Rp 25 juta. Demikian pula dengan ternak kambing harga jualnya tetap tinggi.

"Nggak ada pengaruhnya. Yang jelas kami yang tiap hari mengurus ternak ini selalu berusaha agar ternak yang kami jual dalam keadaan sehat," ujar Purwito, peternak asal Kecamatan Kebonagung kepada Radio Suara Pacitan.

Selain mengandalkan vaksinasi dari dinas terkait, lanjut Purwito, dirinya juga melakukan pencegahan secara swadaya. Untuk antisipasi penularan penyakit, dirinya menggunakan obat-obatan yang dapat dibeli di toko. Sedangkan untuk menambah gizi ternak peternak biasa menggunakan ramuan tradisonal.

"Kalau yang obat-obatan bisa dibeli di toko. Dan yang berupa jamu banyak yang jual di pasar," tambahnya.

Kepala Kantor Tanaman Pangan dan Peternakan, Pamuji menjelaskan seiring upaya pencegahan, pemantauan dan pencegahan pada daerah yang belum terjangkit. Pemantauan dilakukan dengan melihat gejala klinis ternak. Sedangkan untuk pencegahan, petugas memberikan vaksinasi bagi ternak yang sehat.

"Kami ingin pastikan semua ternak di Kabupaten Pacitan terpantau dan sehat. Dan untuk ternak yang didatangkan dari luar kami minta kerjasama para pedagang untuk mengawasinya," imbuh Pamuji saat mendampingi bupati inspeksi mendadak ke Pasar Hewan, Jl Arif Rahman Hakim akhir pekan lalu seperti dilansir laman website resmi Pemkab Pacitan.

Ketersediaan ternak sapi untuk kurban tahun ini diperkirakan mencapai 86.000 ekor. Adapun kambing 128.000 ekor. Sedangkan kebutuhan sapi untuk kurban sebanyak 600 ekor dan kebutuhan kambing kurban diperkirakan 4.000 hingga 5.000 ekor.(Pur/Riz/rwp001)

Minggu, 11 September 2016

Polres Pacitan Kawal Pawai Takbir Keliling Di Arjosari

Polres Pacitan Kawal Pawai Takbir Keliling Di Arjosari

Wartapacitan.com | ARJOSARI - Kepolisian Resort Pacitan melaksanakan pengamanan pawai takbir keliling dua Pondok pesatren besar yang ada di Kecamatan Arjosari pada minggu (11/92016) mulai pkl 18.30 WIB.

Sebelum pelaksanaan pengamanan pawai takri keliling, Kabagaops Polres Pacitan memimpin apel persiapan pengamanan di Mapolres Pacitan yang diikuti oleh anggota yang terlibat.

Dalam arahanya, Kabag Ops Kompol Zainal Rusmadi menekankan kepada seluruh anggota agar segera menempatkan diri pada posisinya sesuai ploting dan melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab.

"Seluruh personel agar mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat yang sedang menyambut Hari Raya Idhul Adha 1437 H supaya merasa aman dan nyaman dalam merayakannya," jelas Kabag Ops seperti dilansir dari laman polrespacitan.com.

Pada kegiatan takbir keliling yang dilaksanakan di wilayah Kecamatan Arjosari ini diikuti peserta dari para santri santriwati dari Pondok pesatren Tremas dan Ponpes Kikil Arjosari. Kurang lebih 5000 peserta dari santri kedua pondok memadatai jalur sambil mengumandangkan takbir yang disaksikan oleh ribuan masyarakat kabupaten Pacitan.

Guna mengalihkan arus lalu lintas baik dari pacitan maupun dari arah ponorogo, satlantas Polres pacitan telah membuat rekayasa lalin dan pengalihan arus, sehingga arus lalu lintas tetap bisa berjalan walaupun padat merayap hingga kegiatan selesai. (hr/rwp001)

Sabtu, 10 September 2016

Januari Hingga Agustus, Penderita DBD Tembus Seribu

Januari Hingga Agustus, Penderita DBD Tembus Seribu

Wartapacitan.com | PACITAN – Penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) seakan sulit terbendung. Buktinya, jumlah penderita DBD terus bertambah. Mulai Januari-Agustus 2016, warga yang terserang gigitan nyamuk aedes aegypti itu sudah mencapai 1.005 kasus. Apabila dirata-rata hampir, setiap hari minimal ada empat warga yang dirawat baik di rumah sakit maupun puskesmas karena DBD. 

Kepala Dinas Kesehatan Pacitan Rachmad Dwiyanto mengatakan jumlah kasus DBD tahun ini besar kemungkinan melebihi tahun lalu. Tercatat pada 2015, jumlah penderita DBD sejumlah 1.044 kasus DBD dengan satu korban meninggal dunia. Lonjakan penderita diprediksi bakal terjadi pada Oktober mendatang. Sebab, pada bulan itu intensitas hujan bakal meningkat. 

Mantan staf ahli bupati bidang ekonomi dan keuangan itu menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyebabkan kasus DBD tahun ini cenderung meningkat. Selain hujan, kesadaran masyarakat terhadap kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) masih rendah. Padahal langkah tersebut dianggap paling efektif dibanding fogging. 

Rachmad menambahkan dari 12 kecamatan di Pacitan, kecamatan kota menjadi wilayah endemik penyebaran penyakit DBD. Bahkan, lima kelurahan yang terdapat di kecamatan kota yaitu Sidoharjo, Baleharjo, Ploso, Pacitan, serta Pucangsewu ditetapkan sebagai penyumbang kasus terbesar pada tahun ini. Karena hampir separo kasus DBD pada tahun 2016, terjadi di lima kelurahan tersebut. 

Meskipun jumlah kasus diprediksi lebih banyak dari sebelumnya, namun dinkes belum menyebut kondisi itu sebagai kejadian luar biasa (KLB). Sebab, status KLB ditetapkan apabila ada peningkatan kasus DBD hingga mencapai 100 persen dibandingkan tahun 2015 lalu. (her/yup/rwp001)
Pastikan Aman, Bupati Indartato Sidak Pasar Hewan

Pastikan Aman, Bupati Indartato Sidak Pasar Hewan

Wartapacitan.com | PACITAN - Memasuki H minus 2 hari raya idul adha 1437 H/2016, Bupati Indartato melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pasar hewan Pacitan, Sabtu (10/9). Dipasar ternak terbesar itu Bupati bersama jajaran dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Pacitan Pacitan memantau ketercukupan kebutuhan ternak kurban.

"Bukan hanya memastikan kebutuhan hewan kurban cukup, kita juga ingin ternak-ternak kita sehat dan aman dari penyakit berbahaya," Ujar Bupati.

Menurut Bupati, memasuki hari raya idul adha kebutuhan ternak kurban di Pacitan mencapai kurang lebih 85 ribu ternak. Dari jumlah itu hampir semuanya tercukupi dari ternak lokal. Kalaupun ada yang diambilkan dari luar jumlahnya tidak seberapa. Justru, banyak ternak Pacitan yang dijual ke luar dengan kota tujuan Jakarta dan sekitarnya serta surabaya dan sekitarnya.

Guna mengantisipasi kemungkinan adanya penyakit pada ternak, Bupati Indartato minta lalu lintas ternak benar benar diawasi. Pos kesehatan harus memantau kesehatan hewan terutama yang dibawa dari wilayah rawan. Jika perlu katanya, ada koordinasi lintas wilayah.

Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Pacitan Pamuji mengatakan, upaya pencegahan terhadap kemungkinan penyakit berbahaya pada hewan terus dilakukan. Salah satunya dengan melakukan pemantauan ternak masyarakat. Termasuk, membatasi dan mengawasi jalur distribusi ternak dari daerah rawan. Demikian pula dengan tindakan preventif melakukan vaksinasi masal terhadap ternak lokal. 

"Khusus untuk hari H idul adha kita akan terjunkan tim pemantau penyembelihan sebagai antisipasi jika ditemukan daging kurban yang mencurigakan," Katanya seperti dikutip dari laman pacitankab.go.id.

Seperti diketahui, jelang hari raya Idul Adha, distribusi ternak ke luar kota meningkat drastis. Jika sebelumnya setiap pasaran hanya berkisar puluhan, saat ini mencapi seribuan ternak. Dari jumlah tersebut hampir 60 persen dikirim menuju wilayah Jakarta dan sekitarnya. Sedangkan sisanya ke Surabaya dan daerah-daerah lain.(Riz/rwp001)
Hujan Deras Semalaman, Terjadi Banjir Dan Longsor Dibeberapa Titik

Hujan Deras Semalaman, Terjadi Banjir Dan Longsor Dibeberapa Titik

Wartapacitan.com | PACITAN - Hujan deras yang mengguyur merata hampir di semua kecamatan di Kabupaten Pacitan, Jum'at (9/9/2016) malam mengakibatkan beberapa titik tergenang hingga setinggi lutut.

Seperti di lingkungan RT02/RW02 dan RT03/RW01, Desa Sukoharjo, Kecamatan Pacitan. Sekitar 30-an rumah terendam banjir setinggi lutut orang dewasa. Tak hanya itu, air juga sampai masuk ke rumah beberapa warga. Banjir di wilayah tersebut akibat meluapnya Kali Jelok.

Genangan serupa juga muncul di Lingkungan Nogosari, Desa Kayen dan Dusun Krajan, Desa Sirnoboyo, Kecamatan Pacitan.

Begitu juga di sepanjang Jalur Lintas Selatan (JLS). Para pengendara hendaknya berhati-hati melawati kawasan tersebut. Pasalnya, dibeberapa titik terjadi longsor. Selain itu, kondisi jalan juga licin.
Longsor di beberapa titik JLS. Foto : FB Info Pacitan
Sementara, info dari RAPI, di bawah SDN Sidomulyo 1 ada kabel listrik yang putus akibat pohon tumbang.

Selain di pemukiman warga, banjir juga menggenangi sawah di Desa Sirnoboyo. Akibatnya, hektaran padi di wilayah tersebut rawan gagal panen.
Banjir di Desa Sukoharjo, Kecamatan Pacitan. Foto : WA Info Pacitan
Hujan deras semalaman juga mengakibatkan satu rumah milik Bonari di Dusun Ngricik, Desa Sidomulyo, Kecamatan Kebonangung terkena longsor. Hingga saat ini pihak BPBD Kabupaten Pacitan masih melakukan pendataan wilayah yang terdampak hujan deras semalam. (rwp001)

Kamis, 08 September 2016

Pacitan Lakukan Simulasi Bencana Bersama 20 Negara di Dunia

Pacitan Lakukan Simulasi Bencana Bersama 20 Negara di Dunia

Wartapacitan.com | PACITAN - Pacitan merupakan salah satu daerah di tanah air yang berperan aktif dalam kegiatan tersebut selain Padang dan Pangandaran. Geladi serentak juga melibatkan 20 negara di dunia yang berbatasan dengan Samudera Hindia.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Pacitan Tri Mujiharto berharap kesiapsiagaan masyarakat terus meningkat seiring penguasaan pemahaman terhadap pengurangan risiko bencana.

"Yang ada di lapangan tadi adalah suatu pengembangan bagaimana situasi simulasi yang ada di Mentawai itu bisa diakses oleh masyarakat Pacitan terutama dalam kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan timbulnya ancaman tsunami," ujarnya kepada wartawan di Posko BPBD, Jl Walanda Maramis, seperti dikutip dari rri.co.id.

Baca Juga :

Simulasi juga menyita perhatian pimpinan daerah. Bupati Indartato bersama wakil bupati Yudi Sumbogo dan Sekda Suko Wiyono meninjau tiga lokasi kegiatan. Yakni posko utama di kantor BPBD, MIN Sidoharjo, dan tempat evakuasi sementara Lapangan Jambu, Desa Bangunsari. Indartato pun berjanji menambah sarana pemandu pada sejumlah jalur evakuasi. 

"Kita harus mengantisipasi semuanya. Sehingga nanti akan kami pasang rute-rute kalu terjadi hal yang tidak kita inginkan. Evakuasinya akan kita jelaskan lagi meskipun tiga tahun yang lalu sudah. Ini akan kita sempurnakan tahun 2017," tandasnya seraya memuji tingginya antusiasme warga mengikuti geladi.

Kegiatan IOWAVE 2016 di Kabupaten Pacitan tersebar di 4 lokasi berbeda. Yakni MIN Sidoharjo, PT PPIS Jalan Dewi Sartika, SDN Sidomulyo 4 Kecamatan Ngadirojo, dan PLTU Sudimoro. Meski sempat diwanai insiden siswa terjatuh saat evakuasi, namun seluruh rangkaian geladi berjalan lancar. (ps/rwp001)

Rabu, 07 September 2016

Dari Muda Hingga Tua, Ini 10 Foto Kemesraan SBY Dan Bu Ani, So Sweet!

Dari Muda Hingga Tua, Ini 10 Foto Kemesraan SBY Dan Bu Ani, So Sweet!

Wartapacitan.com | PACITAN - Bukan rahasia umum lagi jika kemesraan antara mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Bu Ani selalu mengundang decak kagum orang yang melihatnya. Memang banyak yang iri dengan keromantisan mereka. Kamu juga nggak?

Ibu Ani yang hobi bermain Instagram itu kerap kali mengunggah foto mereka berdua. Baik itu foto lama maupun foto baru, satu yang tak pernah berubah, keduanya tetap mesra. 

Habis lihat foto-fotonya, dijamin kamu iri. Bikin baper pokoknya..

Dilansir brilio.net dari akun instagramnya, berikut 10 foto kemesraan SBY dengan Bu Ani yang bikin kamu iri.

1. Ini saat hari pernikahan mereka.


2. Pak SBY masih pakai baju militer nih.


3. Mesranya liburan Pak SBY dan Ibu Ani di pantai.


4. Mereka sudah dikaruniai seorang putra, Agus Yudhoyono.


5. Sampai tua tetap mesra ya


6. Ibu Ani selalu mendampingi Pak SBY.


7. Selalu bergandengan tangan.


8. Liburan ke Korea tetap mesra.


9. Menikmati masa tua bersama.


10. Cinta sehidup semati, so sweet banget!



Pemkab Pacitan Pesimis Tanam Kedelai Tahun Ini Penuhi Target

Pemkab Pacitan Pesimis Tanam Kedelai Tahun Ini Penuhi Target

Wartapacitan.com | PACITAN - Pemerintah Kabupaten Pacitan pesimistis target tanaman kedelai pada tahun 2016 ini tidak terpenuhi. Sedangkan untuk target tanaman padi pada tahun ini diperkirakan melebihi target yang telah ditetapkan.

Hal ini karena terjadinya perubahan cuaca ekstrem yang dipengaruhi fenomena La Nina yang membuat musim kemarau pada tahun ini menjadi banyak curah hujan.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Pacitan, Pamuji, mengatakan target tanaman padai pada tahun ini sebanyak 41.000 hektare per tahun. Sedangkan untuk target tanaman kedelai tahun ini sebanyak 5.000 hektare.

Baca Juga :

Untuk tanaman padi, kata dia, hingga saat ini sudah ada 40.000 hektare lahan yang ditanami padi. Padahal, sisa musim tanam ketiga masih berlangsung hingga akhir September. Sedangkan untuk tanaman padi hingga September awal ini baru 600 hektare, itu pun sebagian besar tanaman kedelai mengalami kerusakan dan gagal panen.

Pamuji menjelaskan kondisi ini dipengaruhi fenomena La Nina yang membuat musim kemarau menjadi kemarau basah yang banyak curah hujan. Sehingga kondisi ini membuat petani lebih memilih menanam padi dibandingkan kedelai, padahal pada tahun-tahun sebelumnya pada masa tanam ketiga yaitu untuk tanaman kedelai.

"Kami pesimistis untuk target kedelai kemungkinan besar tidak bisa terpenuhi, karena sampai saat ini hanya ada 600 hektare yang ditanami kedelai. Sedangkan untuk target padi, kami optimistis akan trelampaui dan bahkan melebihi target, karena pada musim tanam ketiga ini sebagian besar petani menanam padi," jelasnya seperti dikutip dari laman Madiunpos.com.

Dia menyampaikan selain minimnya petani yang menanam kedelai, pada masa tanam ketiga ini petani juga enggan menanam tanaman hortikultura seperti sayuran dan cabai. Hal ini menjadikan sebagian besar kebutuhan sayuran dan cabai di Pacitan merupakan import dari daerah lain.

"Kalau sayuran memang petani Pacitan jarang yang berminat, apalagi di tengah cuaca ekstrem seperti ini. Selama ini memang untuk kebutuhan sayur banyak mengambil dari luar daerah," ujar dia.

Mengenai menanam padi dalam tiga kali musim, jelas Pamuji, sebenarnya menanam padi secara terus menerus akan merusak kandungan unsure hara di dalam tanah. Dia mengimbau kepada petani untuk menanam padi dengan varietas berbeda pada setiap musim tanam. (rwp001)
PKK Desa Nogosari Masuk Nominasi Penilaian Nasional

PKK Desa Nogosari Masuk Nominasi Penilaian Nasional

Wartapacitan.com | NGADIROJO - Desa Nogosari, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan maju dalam penilaian tingkat nasional lomba pelaksana terbaik Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) PKK 2016. Prestasi Desa penghasil cengkeh tersebut menjadi kehormatan Kabupaten Pacitan setelah sebelumnya menjadi yang terbaik di Jawa Timur.

UP2K PKK Desa Nogosari mencapai puncak setelah proposal administrasi yang diajukan menjadi yang terbaik. Untuk itu, Tim penilai Nasional, Selasa (6)/9) datang langsung ke Desa Nogosari untuk melakukan verifikasi faktual. Jika hasil pemantauan lapangan memuaskan maka tidak mungkin Desa Nogosari akan mengukir prestasi tingkat nasional.

"Pertama saya masuk Desa Nogosari saya sangat terkesan dengan kebersihan dan semangat masyarakatya," kata Ketua Tim Penilai Irene Rosalina.

Baca Juga :

Irene Rosalina bahkan sangat mengapresiasi partisipasi masyarakat yang sangat besar sehingga Tim penilai yakin fakta dilapangan juga pasti baik. Apalagi jika melihat display bazar hasil kreasi dan produksi kelompok usaha masyarakat. 

Sementara itu, Menurut Ketua Tim penggerak PKK Kabupaten Ny. Luki Indartato, apa yang ditunjukan Desa Nogosari adalah buah dari pembinaan yang berkelanjutan. Desa Nogosari memang yang terbaik tapi desa desa lain di Kabupaten Pacitan juga mengarah ke program yang sama.

"Keberhasilan ini juga tidak lepas dari bimbingan provinsi sehingga Pacitan dipercaya untuk maju ke tingkat nasional," ungkapnya seperti dilansir dari laman web pacitankab.go.id.

Tim Penggerak PKK Kabupaten Pacitan kurun waktu beberapa tahun terakhir memiliki prestasi cukup mentereng. Diantaranya, juara nasional batik tulis khas daerah, juara nasional jambore kader PKK dan juara upakarti II PKK bidang PAUD berprestasi. Prestasi lain adalah Upakarti utama bidang administrasi, bidang LBS serta upakarti utama bidang Posyandu. (Riz/rwp001)

Selasa, 06 September 2016

Sekolah Pelosok Tidak Kebagian Guru

Sekolah Pelosok Tidak Kebagian Guru

Wartapacitan.com | PACITAN - Akibat terus berkurangnya jumlah tenaga guru berstatus PNS di Kabupaten Pacitan membuat pihak dindik bingung. Pihak sekolah juga tak mungkin bergantung pada pengangkatan GTT kembali, mengingat minimnya pemasukan yang didapat. Sementara pemkab sendiri tak kunjung mendapatkan formasi CPNS dari pemerintah pusat hingga sekarang. 

Menanggapi masalah tersebut, Kasi Tenaga Pendidikan TK/SD Dinas Pendidikan (Dindik) Pacitan, Rhino Budi Santoso mengaku masih mencoba mencari solusi yang pas. Sebab kasus serupa tak hanya terjadi di sekolah itu saja. 

Baca Juga :

"Kalau seandainya diterapkan multigrade harus dipetakan dulu. Dan yang menyusun program multigrade itu bukan di bidang kami," ujarnya seperti dilansir radarmadiun.co.id.

Dia menuturkan, saat ini jumlah guru kelas SD berstatus PNS mencapai 1.742 orang. Jumlah itu tersebar di 410 SD negeri dan 5 SD swasta yang ada di 12 kecamatan. Sementara berdasarkan analisis beban kerja, masih terdapat kekurangan guru kelas SD sebanyak 765 tenaga pendidik. Lalu guru pendidikan agama islam (PAI) sebanyak 204 orang serta 198 guru penjaskes. Sementara yang dilakukan masing-masing kepala sekolah adalah pengangkatan GTT mengingat tidak adanya rekrutmen CPNS.

Rhino mengatakan keberadaan GTT menjadi dilematis. Sebab, tidak memungkinkan daerah mengangkat mereka sebagai CPNS karena dianggap bertentangan dengan Perbup 1/2005. 

"Ini yang membebani kami ketika ada GTT yang menagih. Satu sisi mereka juga melakukan proses belajar mengajar dan ada tanggung jawab, tetapi di sisi lain belum memperhatikan mereka," ungkapnya.

Menurut dia, pemerintah baru bisa memberikan sumbangsih kepada para GTT tersebut dalam bentuk tunjangan transport. Pun, insentif tersebut diberikan hanya kepada 89 GTT yang diangkat sebelum Perbup 1/2005 itu terbit. Sementara total GTT di Pacitan sesuai laporan yang masuk ada sebanyak 496 orang. Sisanya insentif itu diberikan sekolah masing-masing.

Sesuai penilaian pemerintah pusat, Rhino mengungkapkan, kekurangan guru di daerah tersebut sebenarnya bisa diatasi dengan keberadaan GTT. Contoh kasus kekurangan 70 guru kelas SD di Kecamatan Bandar. Kekurangan tersebut bisa ditutupi dengan keberadaan 119 GTT. Hanya saja, keberadaan mereka belum diperhatikan pemerintah pusat.(her/yup/rwp001)
SD Di Arjosari, Satu Kelas Hanya Dua Siswa

SD Di Arjosari, Satu Kelas Hanya Dua Siswa

Wartapacitan.com | ARJOSARI - Siswa minim menjadi problem abadi yang dialami SDN 03 Gunungsari, Kecamatan Arjosari. Setiap tahun ajaran baru, siswa yang masuk sekolah itu tidak habis dihitung dengan jari sebelah tangan.

Tahun ini saja, sekolah yang terletak di antara perbatasan Kecamatan Arjosari dengan Kebonagung tersebut hanya menerima tiga siswa baru.

Total ada 15 siswa yang saat ini menimba ilmu di sekolah tersebut. Sebagian besar siswa tinggal di wilayah RT 11 dan 12 Dusun Tleken, Desa Gunungsari, Kecamatan Arjosari. Ada juga yang berasal dari Dusun Gombong, Desa Ketepung, Kecamatan Kebonagung. Mereka bersekolah di SDN 03 Gunungsari lantaran jarak sekolah relatif dekat dengan tempat tinggal. Meskipun kondisi sekolah tersebut sangat minim fasilitas.

Baca Juga :

Belasan murid itu menghuni tiga ruang kelas dari total empat ruang yang ada. Untuk kelas V dan VI yang masing-masing terdiri dari dua siswa digabung dalam satu ruang kelas dengan dipisahkan papan triplek. Begitu juga dengan kelas IV yang terdiri dari tiga murid dan kelas III dengan dua siswa. Ruangan yang mereka tempati tepat berada di ujung dengan hanya dipisahkan papan kayu sepanjang 2,5 meter. Sementara kelas I dan II yang masing-masing terdiri dari tiga siswa ditempatkan di sebuah ruang kelas yang persis di samping ruang guru dengan papan triplek sebagai pembatas.

Kondisi buku bahan ajar juga tidak jauh beda dengan jumlah murid. Jumlahnya juga sangat terbatas. Sehingga, mereka harus berbagi. Dalam hal ini pihak sekolah tidak memungkinkan untuk menarik biaya apapun kepada para siswa. Terlebih, kondisi perekenomian orang tua seluruh siswa SDN 3 Gunungsari jauh dari cukup. Mereka mayoritas didominasi dari keluarga kalangan buruh tani dengan hanya upah rata-rata antara Rp 500 ribu – Rp 1 juta per bulan.

Bukan hanya itu saja, jumlah guru di sekolah tersebut juga sangat minim. Total ada enam tenaga pengajar. Dimana dua diantaranya berstatus guru tidak tetap (GTT) dan empat lainnya berstatus PNS. Apabila ada satu guru saja yang absen karena alasan mengikuti pelatihan dan pendidikan (diklat) atau workshop, kegiatan belajar mengajar (KBM) untuk dua kelas dirangkap satu guru.

Kepala SDN 3 Gunungsari Juminen mengatakan, sebenarnya ada 19 siswa yang saat ini menempuh pendidikan di sekolah yang didirikan sejak tahun 1986 tersebut. Hanya saja, empat siswa lainnya yaitu Aulia, Rafa, Jonas dan Kayla yang saat ini masih duduk di bangku kelas I tidak tercatat resmi sebagai murid di sekolah tersebut. Sebab, mereka belum cukup umur alias usianya baru 5-6 tahun. Sehingga dianggap belum layak. "Mereka terpaksa kami tampung, karena di desa ini tidak ada lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) atau taman kanak-kanak (TK) terdekat dari rumahnya,’" ujarnya seperti dilnasir Jawa Pos Radar Pacitan.

Juminen mengaku sejak dirinya menjabat sebagai kepala SDN 3 Gunungsari tiga tahun lalu, jumlah siswa yang menempuh pendidikan di sekolah tersebut terus menurun. Saat dirinya pertama menjabat sebagai kepala sekolah pada tahun 2013 lalu, SDN 3 Gunungsari masih memiliki 19 siswa. Tahun berikutnya jumlah siswa tinggal 14 karena ada siswa yang lulus. Jumlah itu bertahan hingga tahun 2014. ‘’Baru tahun ini mengalami kenaikan. Tambah satu anak menjadi 15 siswa,’’ terangnya. (her/yup/rwp001)

Senin, 05 September 2016

Terlalu Vulgar, Launching Motor Di Alun-Alun Pacitan Disoal

Terlalu Vulgar, Launching Motor Di Alun-Alun Pacitan Disoal

Wartapacitan.com | PACITAN - Peluncuran salah satu produk motor di Alun-alun Pacitan beberapa waktu yang lalu menyisakan masalah. Pasalnya, para model yang beraksi dianggap terlalu vulgar, bahkan menjurus ke pornoaksi.

Salah satu organisasi yang mempermasalahkan kegiatan itu adalah IPNU (Ikatan Pelajar Nahdatul Ulama) dan IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdatul Ulama). Himpunan pelajar yang bernaung di bawah Nahdatul UIama tersebut mengirim surat protes kepada Bupati Pacitan.

Surat bernomor : 21/PC/C/7354-7455/VII/2016 yang ditandatangani oleh Ketua IPNU Amirudin dan Ketua IPPNU Dian Wahyu Putri itu berisi tiga poin. Antara lain, pertama, meminta agar bupati memperhatikan proses pemberian ijin kegiatan (memberikan syarat bahwa kegiatan tidak boleh mengandung pornografi/pornoaksi dan/atau syarat lainnya).

Kedua, agar dilakukan pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan masyarakat terutama yang berpotensi menimbulkan keresahan pada masyarakat, dan dapat menghentikan kegiatan secara langsung jika didapati unsur melanggar hukum.

Baca Juga :

Dan, yang Ketiga memberikan peringatan sampai dengan pemberian sanksi kepada pihak yang melanggar ketentuan. Sekaligus sebagai peringatan untuk pihak yang akan menyelenggarakan kegiatan serupa.

Sebagai tembusan, Dandim 0801 Pacitan, Kapolres Pacitan, Kepala Badan PM dan Perijinan, Kepala Satpol PP dan LINMAS, serta Ketua MUI Kabupaten Pacitan. (rwp001)