Tentang Pacitan, Kota Paling Selatan Di Jawa Timur


Tampilkan postingan dengan label Wisata. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wisata. Tampilkan semua postingan

Minggu, 18 September 2016

Pinus Kita, Alternatif Wisata Di Gemaharjo

Pinus Kita, Alternatif Wisata Di Gemaharjo

Wartapacitan.com | WISATA - Destinasi wisata di Kabupaten Pacitan semakin komplit. Tidak hanya pantai, gunung ataupun goa. 

Kini, di Desa gemaharjo, Kecamatan Tegalombo ada tempat wisata yang asik untuk dilewatkan begitu saja.

Ya...Pinus Kita. Menikmati semilir angin dan kicauan burung di Pinus Kita seakan beban berat hilang sudang. 

Ditambah suasana yang sepi, para traveller bisa merasakan kedekatan dengan alam secara langsung.

Pinus Kita tepatnya terletak di Dusun Kali Gondang, Desa gemaharjo, Kecamatan Tegalombo. 

Akses jalan menuju Pinus Kita sangat mudah. Baik dari arah Pacitan-Ponorogo ataupun sebaliknya.

Menurut beberapa traveller yang sudah ke Pinus Kita, keindahan alamnya tak kalah jauh dengan destinasi serupa di Jogjakarta.
Destinasi wisata Pinus Kita di Desa Gemaharjo. Foto : @PinusKita
Yang perlu diingat, traveller harus bersahabat dengan alam. Harus menjaga kebersihan di tempat wisata yang dikunjungi. Selamat berkunjung ke Pinus Kita...
Pada hari-hari tertentu sangat ramai dikunjungi wisatawan. Foto : @PinusKita

Sabtu, 03 September 2016

Goa Somopuro, Goa Yang Masih Terpendam Dan Alami

Goa Somopuro, Goa Yang Masih Terpendam Dan Alami

Wartapacitan.com | TULAKAN - Rupanya tak hanya bagian barat kabupaten Pacitan saja yang kaya akan goa indahnya. Di sebelah timur Pacitan juga ada, diantaranya yaitu di Kecamatan Tulakan. Goa indah yang belum terlalu dikenal wisatawan ini adalah Goa Somopuro, yang terletak di Desa Bungur, Kecamatan Tulakan. Jika ditempuh dari pusat kota sekitar 30 Km melewati jalur Pacitan-Lorok.

Menurut cerita masyarakat setempat, Goa Somopuro ditemukan sekitar abad ke 18 masehi. Di masa tersebut, Desa Bungur yang merupakan tempat keberadaan Goa Somopuro dipimpin oleh tokoh masyarakat yang terpandang.

Pada jaman dahulu konon diceritakan ada seorang pelarian yang bernama Somo Adipuro dari kerajaan Mataram, karena menentang sikap-sikap pemimpin (Raja) yang diktator dan otoriter.

Baca Juga :

Ia dikejar sampai diwilayah yang saat ini disebut Dusun Sempu. Somo Adipuro akhirnya bersembunyi didalam goa untuk menghindar dan bebas dari pengejaran prajurit kerajaan. Setelah bersembunyi beberapa bulan dan merasa situasi sudah aman, Somo Adipuro keluar dari dalam goa dan goa itu diberi nama Goa Somopuro sampai sekarang.

Somo Adipuro akhirnya mulai menata semua lingkungan di Desa Bungur, ia sangat disegani karena sikap kepemimpinannya yang arif dan bijaksana. Somo Adipuro juga dikenal sebagai sosok pemimpin yang sangat sosial, ia selalu menempatkan kepentingan masyarakatnya di atas kepentingan pribadi, masyarakat memandang Somo Adipuro sebagai Priagung kang misuwur (tokoh yang disegani karena kearifannya) maka dari itu Desa yang dipimpin di beri nama Desa Bungur yang berasal dari kata Priagung kang misuwur.

Berkat kepemimpinan yang terkenal arif dan bijak akhirnya Somo Adipuro di angkat sebagai Bekel (Kepala Desa), dan membuat sebuah Pesanggrahan / pusat pemerintahan yang saat ini digunakan untuk Kantor Kecamatan Tulakan. Somo Adipuro akhirnya meninggal dunia saat menjabat sebagai Bekel dan di makamkan di belakang Pesanggrahan (sekarang menjadi Kantor camat) dan sampai sekarang makam tersebut masih ada dan di beri nama Bekelan.

Seperti halnya dengan karakteristik goa lainnya di Pacitan, Goa Somopuro memiliki ciri khas yang menarik untuk kita ketahui lebih dalam. Menyusuri sepanjang lorong-lorong goa, tampak stalagmite dan stalagtit bergelantungan mirip dengan selambu raksasa dan dengan pahatan alam sedemikian eloknya. Inilah salah satu dari banyaknya keunikan pemandangan Goa Somopuro.

Pemandangan batuan khas goa di Pacitan itu akan semakin lengkap jika terpantulkan cahaya warna–warni, maka yang muncul adalah lekukan–lekukan batu besar yang bisa memanjakan mata siapapun yang memandang. Sementara keindahan lekukan–lekukan batuan goa Somopuro ini dipastikan terbentuk dari pahatan alam yang terjadi secara alami selama kurun waktu beberapa puluh tahun.

Di Goa Somopuro ini juga terdapat beberapa sendang yang berasal dari tetesan air dari atap bebatuan goa. Dengan airnya yang jernih dan masih dingin, sendang–sendang alami ini menambah lengkap fasilitas yang terdapat di goa ini.

Selain cerita sejarahnya yang kental, Goa Somopuro ternyata juga memiliki keunikan seperti layaknya goa lainnya di Pacitan. Bebatuan alam stalagtit dan stalagmite di Goa ini memiliki ciri khas beraneka ragam, ada yang seperti selambu, ada yang seperti pagar, ada juga yang seperti batu nisan. Semuanya terukir begitu sempurna sebagai bukti keagungan Sang Pencipta. 

Rabu, 31 Agustus 2016

Keindahan Pantai Watu Bale di Tulakan

Keindahan Pantai Watu Bale di Tulakan

Wartapacitan.com | WISATA - Pantai Watu Bale terletak di Desa Jetak, Kecamatan Tulakan. Satu pantai yang banyak dibicarakan oleh para traveller karena kondisi pantainya yang masih perawan.

Jalan masuk pantai ini masih berupa makadam alias jalan tanah campur batu, dan dibeberapa lokasi sudah dirabat. Melewati beberapa rumah dengan jalan yang menurun memaksa konsentrasi tetap tinggi. Tidak lebih dari 15 menit perjalanan sampai dipelabuhan kecil.

Terlihat beberapa perahu sedang bersandar di pelabuhan kecil ini, dari pelabuhan kecil ini sudah terlihat keindahan pantai ala laut selatan. Sebelah kiri masuk kita bisa melihat Pantai Soge dari kejauhan sedangkan sebelah kanan kita bisa menikmati keindahan tanjung yang akan di tuju ini.

Menuju lokasi Watu Bale kita mesti melanjutkan perjalanan kembali, dengan jalan setapak namun sepeda motor sudah bisa mengakses jalan ini. Dengan jalan kaki pun unutk menuju lokasi tidak dibutuhkan waktu lama. Pintu gerbang masuk kawasan ini kita akan disuguhi rimbunnya pohon pandan. Dan saatnya eksplorasi.
Menikmati deburan ombak Pantai Watu Bale di Tulakan
Sulit untuk menggambarkan keindahan nuansa pantai ditempat ini. Kawasan watu bale ini bisa dibilang bukanlah pantai tapi tebing tinggi yang berbatasan langsung dengan laut selatan. Sepanjang mata memandang hanya keindahan khas laut yang bisa kita nikmati. Udara di tanjung berbukit ini lumayan panas.

Mengelilingi tanjung ini tidak membutuhkan waktu yang lama. Sepanjang jalan mengelilingi tanjung kita akan dimanjakan deburan ombak dibawah tebing karang. Diujung tanjung kita akan disuguhi batu karang besar ditengah laut dan sepertinya ini yang disebut sebagai watu bale. (rwp001)



Senin, 29 Agustus 2016

Bule Cantik Jatuh Cinta Pada Pantai Watukarung

Bule Cantik Jatuh Cinta Pada Pantai Watukarung

Wartapacitan.com | WISATA - Biar Teleng Ria dan Klayar menjadi duo pantai di Pacitan yang paling ramai dikunjungi traveler domestik tetapi bagi para bule Pantai Watukarung-lah yang paling memikat hati. Hal ini dapat dilihat dari beberapa postingan foto di Instagram yang kebanyakan berasal dari akun turis mancanegara yang sedang berlibur ke sana.

Pantai ini boleh dikatakan salah satu yang paling spesial diantara pantai-pantai lainnya di Pacitan. Alasannya tidak lain karena dari pantai ini traveler bisa melihat fenomena matahari tenggelam di tengah laut. Jika dilogika memang aneh mengingat pantai-pantai di kabupaten ini berada di pesisir selatan Jawa.

Baca Juga :

Jika ditinjau dari posisi geografisnya bukanlah hal yang aneh jika pantai Watukarung memiliki pemandangan sunset di tengah laut pasalnya pantai ini berada dalam posisi agak serong ke arah barat. Belum lama ini sebuah akun Instagram milik bule cantik asal Chili bernama @alienncat mengunggah beberapa foto liburannya di Watukarung. Jika dalam foto tersebut tidak diberi keterangan tempat sudah tentu akan banyak orang yang mengira jika foto itu diambil di Bali atau bahkan luar negeri.
Menikmati sunset di Pantai Watukarung / Foto : Instagram
Dalam foto-foto yang diunggah di akun instagramnya, ia terlihat sangat menikmati segala aktivitas yang dilakukan di pantai ini. Ia juga mengatakan bahwa sangat mencintai pantai Watukarung karena memiliki pasir pantai yang putih bersih, panorama yang indah dengan matahari yang selalu bersinar sepanjang tahun, sunset yang menawan dan yang paling penting pantainya masih sepi sehingga memberinya privasi yang jarang ia dapatkan di pantai-pantai lain. (rwp001)

Rabu, 24 Agustus 2016

Festival Rontek Tahun ini Menjadi Milik Kelurahan Pacitan

Festival Rontek Tahun ini Menjadi Milik Kelurahan Pacitan

Wartapacitan.com | PACITAN – Berdasarkan penilaian tim dewan juri tim rontek Kelurahan Pacitan, sukses menjadi yang terbaik dalam Festival Rontek Pacitan (FRP) 2016. Hal itu tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Dewan Pengamat Festival Rontek Kemerdekaan 2016 No. 01/FRK/VIII/2016, yang ditandatangani oleh Dr. R Memer Chairul Slamet, MSn,  Ahmed Ismail dan M Prabuningrat.

Selain penyaji terbaik, Kelurahan Pacitan juga mendapatkan predikat penata musik terbaik non rangking pertama. Sementara untuk kategori penata musik terbaik non rangking kedua diraih oleh tim Kecamatan Punung. Sedangkan peringkat tiga penata musik terbaik non rangking diraih Kecamatan Kebonagung.

Baca Juga :
Masyarakat Sangat Antusias Melihat Festival Rontek
Raditya Rondi dan Rina Kitazawa Keluar Sebagai Pemenang Di Hello Pacitan 2016

Sementara, untuk penata tari terbaik non rangking adalah Kelurahan Pucangsewu untuk peringkat pertama, Kecamatan Bandar di peringkat kedua dan Kelurahan Ploso Pacitan di peringkat tiga.
Semarak atraksi peserta FRP (Festival Rontek Pacitan) 2016 / Foto : Arif Sasono
Untuk kategori keempat, penata properti / artistik terbaik non rangking, dimana kecamatan Ngadirojo sukses menjadi juara pertama, disusul kecamatan Pringkuku dan kelurahan Baleharjo kecamatan Pacitan di posisi ketiga.

Seperti diberitakan wartapacitan.com, lalam perlombaan yang diikuti oleh perwakilan grup musik rontek dari 11 kecamatan dan 5 kelurahan tersebut juga ditampilkan beberapa atraksi menggebuk bambu. Mereka beradu skill dan kemampuan bermain musik rontek untuk menjadi yang terbaik. Pun rela merogoh kocek cukup besar untuk tampil.

Bupati Pacitan Indartato mengungkapkan, selain nguri-nguri budaya, kegiatan tersebut juga menjadi sarana mempromosikan Pacitan kepada masyarakat luas. Dan menjadikan kesenian rontek sebagai budaya unggulan daerah. "Kegiatan tersebut juga sebagai wadah bagi para pemuda Pacitan menyalurkan kreativitas," katanya. (rwp001)

Senin, 22 Agustus 2016

Masyarakat Sangat Antusias Melihat Festival Rontek

Masyarakat Sangat Antusias Melihat Festival Rontek

Wartapacitan.com | WISATA - Rontek menjadi salah satu tradisi budaya yang melekat bagi masyarakat Pacitan. Bahkan, tiap tahun festival rontek rutin digelar sebagai agenda wisata budaya. Sebanyak 16 grup musik rontek unjuk kebolehan menyajikan pertunjukan rontek, Minggu malam (21/8). Agenda Festival Rontek Pacitan (FRP) digelar sampai nanti malam, Senin (22/8).

Dalam perlombaan yang diikuti oleh perwakilan grup musik rontek dari 11 kecamatan dan 5 kelurahan tersebut juga ditampilkan beberapa atraksi menggebuk bambu. Mereka beradu skill dan kemampuan bermain musik rontek untuk menjadi yang terbaik. Pun rela merogoh kocek cukup besar untuk tampil.

Bupati Pacitan Indartato mengungkapkan, selain nguri-nguri budaya, kegiatan tersebut juga menjadi sarana mempromosikan Pacitan kepada masyarakat luas. Dan menjadikan kesenian rontek sebagai budaya unggulan daerah. "Kegiatan tersebut juga sebagai wadah bagi para pemuda Pacitan menyalurkan kreativitas," katanya.
Salah satu atraksi Festival Rontek Pacitan (FRP) tadi malam/Foto : Arif Sasono
Dalam perjalanannya, lomba ini sudah menginjak tahun ke sembilan. Dari sepanjang pergelaran tersebut selalu menyedot animo masyarakat. Hanya saja, peserta tahun ini jumlahnya menurun dibanding tahun sebelumnya. Dalam perlombaan ini, ada beberapa kriteria khusus yang harus dipenuhi untuk bisa menjadi yang terbaik. Yakni, aransemen, kreativitas, kostum dan kekompakan. 
Antusia masyarakat melihat Festival Rontek Pacitan (FRP) tadi malam/Foto : Arif Sasono
Sekadar diketahui, dahulu rontek merupakan kombinasi instrumen musik tradisional seperti gong, kenong, suling, dan saron. Dalam perkembangannya dikombinasikan juga dengan alat musik modern seperti saxophone, bass drum, dan pianika. Tradisi ini mengutamakan kekompakan dan keserasian pemain alat musik, penari, dan pesinden. Selain menarik, tradisi ini juga sebagai media untuk saling bersilaturahmi antar warga. (her/yup/rwp001)

Minggu, 21 Agustus 2016

Raditya Rondi dan Rina Kitazawa Keluar Sebagai Pemenang Di Hello Pacitan 2016

Raditya Rondi dan Rina Kitazawa Keluar Sebagai Pemenang Di Hello Pacitan 2016

Wartapacitan.com | WISATA - Kompetisi Hello Pacitan 2016 "Flaming Of The Sea" yang digelar di spot Pancer Door Pacitan telah usai. 

Surfer asal Bali Raditya Rondi unggul diatas super grom yang baru saja kembali dari california dan memenangkan kompetisi Young Guns Rio Waida di babak final. Dengan kemenangan yang ia raih, Raditya berhak mengantongi uang tunai senilai 15 juta Rupiah.

Raut kebahagiaan terpancar dari mata sang pemenang. Sepertinya tahun ini merupakan tahun baik bagi Raditya. Lantaran beberapa kali ia memenangkan kompetisi seperti bulan lalu menang di kompetisi Qualifying series di Jepang, dan juga memenangkan kompetisi Quiksilver Padma Chalenge di Bali. Dan kini ia kembali mengklaim kejuaraan pertama yakni di kompetisi bertaraf internasional Hello Pacitan 2016 "Flaming of The Sea".

Pertarungan Raditya Rondi dan Rio Waida berlangsung sengit dimana keduanya sama sama saling berkejaran mencetak skor dan sama sama kuat. Rio sempat lebih unggul dari Rondi di beberapa menit heat, namun dengan usaha keras, akhirnya Rondi mencoba membaca dan mengambil ombak dan mencetak skor lebih unggul dari Rio Waida. Rondi sendiri mengaku tidak menyangka jika ia keluar sebagai pemenang, melihat Rio Waida surfing sangat baik hari ini. Kemudian juga keduanya tidak bisa mendengar dengan jelas skor yang mereka dapat karena riuhnya suara angin dan ombak. Ketika ditanya tentang Pancer dor Pacitan, Rondi mengungkapkan bahwa ia sangat menyukai ombak disini. Benar benar ombak lefthander yang sempurna menurutnya.

Sementara, untuk kategori wanita dimenangkan surfer asal Jepang Rina Kitazawa. Rina mengklaim kemenangan juara pertama setelah beradu final dan mengalahkan surfer asal Indonesia Taina Izquierdo. Ini adalah kunjungan pertama kalinya bagi Rina ke Pacitan, dan mengagetkan ia bisa beradaptasi dengan cepat terhadap ombak Pancer Dor dan keluar sebagai juara pertama divisi wanita.
Salah satu aksi surfer asal Jepang Rina Kitazawa 
Pemenang kedua taina Izquierdo yang berasal dari Bali ini mengaku senang dengan hasil yang ia raih hari ini. "Ombak sangat bagus hari ini, seperti wavepool!! Meskipun sedikit lelah ketika harus kembali ke line up setelah menangkap ombak, namun saya berusaha semaksimal mungkin dan saya senang bisa meraih juara kedua. Yeayy,"ungkap Taina.

Total peserta keseluruhan yang ikut dalam kompetisi ini yakni 8 wanita dari negara Indonesia, Jepang, Taiwan dan Argentina. Sedangkan untuk divisi pria diikuti oleh 32 kompetitor yang berasal dari Taiwan, Prancis dan Indonesia. Dengan total hadiah 25 juta untuk divisi wanita dan 50 juta rupiah untuk divisi pria.

Hello Pacitan Results:

ASC Men’s Open Division
1.  Raditya Rondi (Bali)
2.  Rio Waida (Indo/Japan)
3.  Equal 3rd Place: Dede Suryana (West Java) and Made Darmayasa (Bali)

ASC Women’s Division
1.  Rina Kitazawa (Japan)
2.  Taina Izquierdo (Indo/USA)
3.  Equal 3rd Place:  Puanani  Johnson (Indo/USA) and Kailani Johnson (Indo/USA)

Kamis, 18 Agustus 2016

Bupati Resmikan Hello Pacitan 2016 "Flamming of the Sea"

Bupati Resmikan Hello Pacitan 2016 "Flamming of the Sea"

Wartapacitan.com | WISATA - Bupati Pacitan Indartato resmi membuka event yang bertajuk Hello Pacitan 2016 "Flaming of the Sea", Kamis (18/9/2016). Selain Bupati Pacitan, Wakil Bupati dan Kapolres Pacitan, anggota DPR RI Sartono Hutomo juga tampak berada ditengah-tengah undangan.

Terpisah, Menteri Pariwisata, Arief Yahya mengacungkan dua jempol buat ajang sport tourism bertajuk Hello Pacitan 2016 "Flaming of the Sea". Event yang digelar di Pantai Pancer, Pacitan, 17 – 21 Agustus 2016 ini akan mengangkat Pariwisata di pantai selatan Jawa Timur itu.

Kompetisi berskala internasional ini merupakan kontes tahapan kelima dalam tour Asian Surfing Championships (ASC) 2016 untuk grade 2 divisi pria dan grade 1 divisi wanita. Surfer-surfer terbaik di Asia akan bersaing menjadi yang terbaik di spotsurfing terbaik di Jawa Timur itu.

Baca Juga : 

"Event internasional seperti ini akan mengangkat nama Wonderful Indonesia ke mancanegara. Ternyata ada banyak spot destinasi bahari yang keren. Indonesia kaya akan lokasi surfing yang menantang. Dari Bali, Banyuwangi, Mentawai, Nias, dan kini Pacitan Jawa Timur," kata Menpar Arief Yahya.

Ombak besar, tinggi dan menggulung panjang hingga radius satu kilometer cukup menggoda surfer-surfer top Asia untuk tampil. Destinasinya kerap menjadi perhatian wisatawan dunia. Utamanya para pelancong asing yang memiliki hobi olahraga mengikuti ombak, selancar. Sebegitu menantangnya gulungan ombak yang menyerupai barrel atau pipa itu, membuat turis Eropa dan Australia menyebutnya dengan istilah “The Next Bali in Pacitan“. Peselancar kelas dunia macam jawara dunia Bruce Irons bahkan sampai kecanduan menaklukkan ombak di Pacitan.
Event Hello Pacitan 2016 "Flamming of the Sea" di buka secara resmi oleh Bupati Indartato
Lantaran magnet tinggi itu, gawean ini langsung dikeroyok lima kementerian dan satu BUMN. Dari mulai Kementerian Pariwisata, Kementerian Pemuda dan Olah Raga, Kementerian Perindustrian, Kementerian Koperasi dan UMKM, Kementerian Kelautan dan Perikanan serta dari Pertamina, ada di barisan yang sama. Semuanya sama-sama memberikan dukungan ke Hello Pacitan.

"Atraksi surfingnya Pacitan itu sudah world class. Tak kalah dengan tempat-tempat lain di dunia. Levelnya memang sudah world class. Karena itu Kementerian Pariwisata hadir di Hello Pacitan," terang Esthy Reko Astuti, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara.

Dari paparan Esthy, di Hello Pacitan, Kemenpar mengusung misi mendorong pertumbuhan pasar industri pariwisata Jawa Timur. Muaranya, mengarah ke peningkatan kunjungan wisatawan nasional dan mancanegara serta meningkatnya kreatifitas usaha atau jasa kepariwisataan masyarakat dan meningkatkan pendapatan masyarakat daerah.

"Bila Pacitan dilengkapi dengan amenitas yang standar dunia, saya yakin bisa menyedot wisman lebih banyak lagi," katanya.

Saat ini, Pantai Pancer, Pacitan memang masih kalah tenar bila dibanding dengan Bali. Tapi, "aroma Bali" sudah terasa di sana. Pemandangan hilir-mudiknya kendaraan roda dua generasi matic sambil membawa papan surfing yang ditaruh di bagian belakang kendaraan sudah sering terlihat di Pacitan.

Kompetisi Surfing Asia digelar di Pantai Pancer, Pacitan, 17 – 21 Agustus 2016 ini akan mengangkat Pariwisata di pantai selatan Jawa Timur.

Kerumunan orang yang masuk ke tepi laut dan menembus gulungan ombak dengan posisi merebah di atas papan selancar dan mendayungnya ke tengah menggunakan kedua tangan, bukan lagi hal yang aneh. Karenanya, saat Pacitan ditunjuk menjadi tuan rumah tour Asian Surfing Championships (ASC) 2016, kota kecil di ujung barat Provinsi Jawa Timur itu langsung sumringah.

"Pacitan seperti mendapat berkah dengan menjadi tuan rumah event sport tourism berskala internasional. Ini adalah cara paling cepat dan mudah untuk memperkenalkan Pariwisata Pacitan ke seluruh penjuru dunia," ujar Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan, Wasi Prayitno.

Benchmarkingnya bisa dilihat dari kesuksesan Sumatera Barat menggelar Tour de Singkarak. Saat dikemas, dipromosikan, disebarluaskan dan dieksplorasi sensasi pariwisatanya, nama Sumatera Barat langsung naik. Bahkan jumlah penontonnya, ada di urutan lima dunia untuk kategori balap sepeda.

Nomor satunya, adalah Tour de France (Perancis) yakni 12 juta penonton. Runner up dipegang Giro d'Italia (Italia) dengan 8 juta penonton. Nomor tiganya, Vuelta a Espana (Spanyol) 5 juta penonton. Urutan empat, dihuni Santos Tour Down Under (Australia) dengan 750.000 penonton. Dan nomor lima dunia, Tour de Singkarak (TDS) 550.000 penonton.
Kemeriahan pembukaan event Hello Pacitan 2016
"Bila melihat keseriusan Kementerian Pariwisata dalam merancang promosinya, saya yakin ke depannya pariwisata Pacitan bakal lebih ngetop lagi. Apalagi surfer top seperti Rijal Tanjung, Marlon Gerber dan Pepen Hendrik akan tampil di Pacitan. Ombak di wilayah kami dianggap sebagai salah satu yang terbaik di dunia selain Bali," ujar Wasi.

Untuk menyemarakkan agenda kompetisi, panitia setempat juga menggelar Pacitan Geopark Fair yang akan menampilkan produk-produk unggulan, kuliner tradisional serta seni dan budaya lokal, waktu pelaksanaan kegiatan ini akan dilaksanakan 17 – 21 Agustus 2016. Salah satu acara pendamping yang cukup diminati adalah lari merdeka, yang akan dilaksanakan pada 21 Agustus 2016.

Lari Merdeka merupakan kegiatan yang lari sejauh 5 km dengan rute mengitari kota-kota di Pacitan. Kenapa dikatakan Lari Merdeka? Karena kegiatan ini bertepatan dengan perayaan hari kemerdekaan ke-71 RI. Kostum yang digunakan untuk Lari Merdeka 2016 ini adalah kostum bertema kemerdekaan RI.

Selain Lari Merdeka, ada juga Pacitan Geopark Fair dan Pacitanian Tournament. Kegiatan tersebut ditutup dengan "Make it Bright Environment Friendly Program" yaitu berupa kegiatan gotong royong membersihkan pantai yang telah digunakan sebagai lokasi acara selama empat hari dengan tujuan agar tercipta kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan dan keindahan Pantai di Pacitan. (rwp001)

Rabu, 10 Agustus 2016

Empat Surfer Andalan Tuan Rumah Siap Bertanding Di Hello Pacitan 2016

Empat Surfer Andalan Tuan Rumah Siap Bertanding Di Hello Pacitan 2016

Wartapacitan.com | WISATA  – Sebanyak empat atlet selancar atu surfer andalan Pacitan dipastikan akan ikut berkompetisi dalam gelaran Internasional Asian Surfing Championship, 17-20 Agustus 2016.

Kompetisi selancar tingkat dunia yang bertajuk Hello Pacitan 2016 Flaming of the sea akan berlangsung di Pantai Pancer Door Pacitan. Peserta kompetisi selancar ini dari berbagai negara di Asia dan Eropa. Untuk Pacitan sendiri direncanakan menerjunkan empat orang peselancar berbakat yang telah lolos seleksi dalam kompetisi ini.

Atlet surfing dari Pacitan, yang mengikuti kompetisi tersebut ada empat orang yaitu Agus, Supriyadi, Ryan, dan Salini Rengganis untuk kategori divisi wanita. Empat peselancar tersebut merupakan atlit terbaik yang dimiliki Pacitan dan mereka sudah lolos seleksi dan bisa mengikuti ajang tersebut.

"Empat peselancar itu hanya mewakili Pacitan," ujar Khoirul Amin, koordinator Panitia Hello Pacitan 2016, baru-baru ini.

Baca Juga :

Kompetisi ini merupakan kontes tahapan kelima dalam tour ASC 2016 dengan tingkat 2 divisi pria dan tingkat 1 divisi wanita yang akan menarik para surfer terbaik di asia untuk bersaing di spot surfing terbaik di Jawa Timur yakni Pacitan.

Tak tanggung-tanggung, gelaran ini mengandeng lima Kementerian dan BUMN diantaranya yaitu Menteri Pariwisata, Menteri Pemuda dan Olah Raga, Menteri Perindustrian, Menteri Koperasi dan Umkm, Menteri Kelautan dan Perikanan serta dari Pertamina.

Hello Pacitan 2016 sendiri digelar untuk mempromosikan pariwisata khususnya daerah Pacitan ini sendiri, bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Pacitan, Vidya Ciptapradana dengan kolaborasi pengatur acara Red Eye Movement dan Vidya Com yang dimana acara ini disaksikan oleh badan surfing se Asia, Asian Surfing Championship (ASC).

Kompetisi akan digelar di spot terbaik Pacitan yakni Pancer yang memiliki left hander sempurna yang memungkinkan para kontestan nantinya untuk bermanuver dan menunjukan kualitas surfing mereka. 

Pacitan merupakan salah satu daerah pantai di Jawa Timur yang memiliki cukup banyak spot istimewa untuk surfing. Seperti misalnya Watukarung dan Srau, dimana pantai ini pernah mendapat kunjungan surfing dari banyak surfer hebat Indonesia maupun dunia seperti Rizal Tanjung, Marlon Gerber, Pepen Hendrik, Kelly Slater dan lainnya. 

Rencananya, Rijal Tanjung, Marlon Gerber dan Pepen Hendrik dipastikan mereka akan ikut bersaing di kompetisi “Flaming of the Sea“. Selain mereka akan ada juga beberapa surfer lokal berbakat asal Pacitan dan juga surfer asal negara lain. (rwp001)

Selasa, 02 Agustus 2016

Selain Sungai Maron, Kini Kali Cokel Menjadi Favorit Turis

Selain Sungai Maron, Kini Kali Cokel Menjadi Favorit Turis

Wartapacitan.com | WISATA - Mungkin sebagian besar warga pacitan sudah mengenal Sungai Maron sebagai salah satu destinasi wisata favorit. Namun kini Pacitan juga mempunyai Kali Cokel sebagai alternatif wisata sungai. 

Kali Cokel terletak di Desa Watu Karung, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan. Lokasinya berjarak sekitar 25 km dari pusat kota dan bisa dijangkau menggunakan kendaraan bermotor dengan memakan waktu kurang dari satu jam.

Kali Cokel memiliki pemandangan yang sangat indah dengan deretan pohon kelapa di kanan-kirinya, posisi kali cokel terletak di sebelah timur dari pantai watu karung, Untuk menemukannya, traveller cukup pergi ke Pantai Watu Karung. 
Airnya yang jernih dan sepoi angin menambah keindahan Kali Cokel
Pada pos tiketing, traveller ambil jalan aspal berukuran kecil ke arah kiri dengan papan petunjuk arah Pantai Seruni dan Kali Cokel. Sekitar 100 meter dari pos tiketing kita sudah akan menemukan sungai dengan airnya yang hijau jernih.

Kali cokel adalah sungai yang bermuara di Pantai Watukarung dengan hulu sungai di Luweng Jaran. Ada dua cara menikmati keindahan sungai Cokel traveller. Yang pertama adalah berjalan dan menikmati keindahan kealamian sungai ini sambil menikmati sepoinya angin, jernihnya sungai, dan suguhan pemandangan berupa kelapa, tetumbuhan yang menghijau, dan panorama alam khas Pacitan yang berbukit.
Turis asing saat menikmati keindahan Kali Cokel
Sementara, cara menikmati sungai Cokel yang kedua adalah berjalan diatas air. Tentu cara ini lebih sedikit membutuhkan nyali lebih, karena anda akan berjalan dan mendayung sebuah papan yang disebut Stand-Up Paddle Board (SUP). Dengan papan tersebut, anda berdiri dan mendayung, dan tentu bisa menikmati semua panorama sungai Cokel. (rwp001)

Jumat, 29 Juli 2016

Kayuh Sepeda Semarang-Pacitan Demi Pantai Klayar

Kayuh Sepeda Semarang-Pacitan Demi Pantai Klayar

Wartapacitan.com | WISATA - Kegigihan Yumna Aditya Prakoso patut diacungi jempol. Pemuda asal Klero, Tenggaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah ini rela mengayuh sepeda ontel-nya demi menikmati keindahan Pantai Klayar.

Informasi bermula dari akun dengan IG @kurniawanjalanjalan. Dalam akunnya, Kurniawan menginfokan bahwa pemuda dengan akun IG @yumnakbt (Yumna Aditya Prakoso) sampai di Klayar dengan sepedanya. Yumna Aditya Prakoso membutuhkan sekitar 13 jam untuk sampai  Pantai Klayar.

Tak pelak, kegigihan Yumna Aditya Prakoso menjadi viral di media sosial. Banyak diantaranya mereka yang mengacungi jempol dan salut atas kegigihannya. Foto Yumna Aditya Prakoso menjadi perbincangan netizen setelah diunggah oleh akun FB @Arif Sasono di laman group info@pacitan.

Seperti akun FB @Sri Astuti Saluuuut..... 👍 semoga lelahnya terbayar dengan indahnya pantai klayar😊. Begitu juga dengan akun FB @Fahrudin Saluuuttt...dan terimakasih sudah berkunjung ke PACITAN dengan perjuangan yang berat. (rwp001)

Jumat, 22 Juli 2016

Event International di Pacitan, Hello Pacitan 2016 "Flaming Of The Sea"

Event International di Pacitan, Hello Pacitan 2016 "Flaming Of The Sea"

Wartapacitan.com | WISATA - HELLO PACITAN 2016 merupakan kegiatan promosi Pacitan yang akan menampilkan semua potensi wisatanya khususnya wisata pantai dengan berbagai kompetisi olahraga bertaraf internasional yaitu Asian Surfing Championship dan Marathon dengan mengangkat thema “FLAMING OF THE SEA”. 

Selain itu juga dimeriahkan dengan Pacitan Fair yang akan menampilkan produk-produk unggulan, kuliner tradisional  serta seni dan budaya lokal, waktu pelaksanaan kegiatan ini akan dilaksanakan pada bulan Agustus tepatnya tanggal 17 - 21 Agustus 2016. 

Semua pelaksanaan dilakukan di Pantai Pancer Door dan alun-alun Kota Pacitan,  bebarengan dengan hari kemerdekaan republik indonesia agar dapatnya bisa memeriahkan hari kemerdekaan Republik Indonesia.

[Baca Juga : Ini Pacitan Bukan Raja Ampat]

Pada kegiatan ini akan mengandeng 5 Kementrian dan BUMN diantaranya yaitu Menteri Pariwisata, Meneteri Pemuda dan Olahraga, Menteri Perindustrian, Menteri Koperasi dan UKM, Menteri Kelautan dan Perikanan serta Pertamina.

Kegiatan promosi yang akan dilakukan pada Hallo Pacitan 2016 diantaranya, Asian Surfing Championship, Pacitan Geopark Fair, Pacitanian Tournament dan Lari Merdeka 2016 5KM. 

Kegiatan tersebut ditutup dengan "Make it Bright Environment Friendly Program yaitu berupa kegiatan gotong royong membersihkan pantai-pantai yang telah  digunakan sebagai lokasi acara selama 4 hari dengan tujuan agar tercipta kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan dan keindahan pantai-pantai di Pacitan. 

Dengan diadakanya event international ini diharapkan bisa mendongkrak promosi Pariwisata Pacitan di kancah Internatinal. (rwp001)

Sabtu, 09 Juli 2016

Libur Lebaran, Pengunjung Naik Tiga Kali Lipat

Libur Lebaran, Pengunjung Naik Tiga Kali Lipat

Wartapacitan.com PUNUNG – Sejumlah objek wisata mendulang uang selama libur Lebaran. Pasalnya, jumlah pengunjung mencapai mencapai tiga kali lipat dari bulan biasa. Seperti yang terlihat di objek wisata Goa Gong. Tempat wisata yang dikelola Disbudparpora dikunjungi hampir 30 ribu wisatawan saat libur Lebaran. 

Kabid Promosi Disbudparpora Budi Hartoko mengatakan peningkatan pengunjung mulai terjadi sehari setelah Idul Fitri dan puncaknya pada Minggu (10/7). Jumlah kunjungan pada rentang waktu tersebut paling banyak adalah perantau. Selain itu juga wisatawan dari luar kota yang sengaja ingin liburan. Pihaknya juga menyediakan hiburan tambahan live music agar para wisatawan betah.

[Baca Juga : Ini Pacitan Bukan Raja Ampat]

Berkah banyak pengunjung juga dirasakan pemandu wisata dadakan di Goa Gong. Sejak menjelang Lebaran hingga kini, para pelancong yang datang ke Goa Gong membuat mereka sibuk. 

Titik Hariyati, warga Jakarta yang ditemui di sela-sela menunggu antrean di pintu masuk mengaku, berkunjung ke Goa Gong terasa berbeda. Sebab, goa ini masuk dalam jajaran objek wisata geopark. Objek wisata di Pacitan, kata dia, bukan hanya menawarkan pemandangan alam yang indah, namun juga murah. (her/yup/rwp001)

Jumat, 01 Juli 2016

Upacara Ceprotan Wisata Budaya Dari Pacitan

Upacara Ceprotan Wisata Budaya Dari Pacitan

Wartapacitan.com | WISATA - Upacara Ceprotan, adalah upacara ritual khas masyarakat Pacitan, khususnya masyarakat Desa Sekar Kecamatan Donorojo yang selalu dilaksanakan tiap tahun pada bulan Dzulqaidah (Longkang), pada hari Senin Kliwon.

Upacara adat ceprotan yang digelar warga Desa Sekar, Kecamatan Donorojo menjadi event budaya tahunan yang disupport oleh Pemkab Pacitan. Ritual tahunan tersebut merupakan wujud rasa syukur warga atas hasil kekayaan bumi yang diberikan oleh sang pencipta. Selain itu, juga untuk menyingkirkan marabahaya dari seluruh pelosok penjuru desa. Ceprotan dilakukan setiap Senin Kliwon pada bulan Longkang atau Selo menurut kalender Jawa.

Prosesi yang digelar di lapangan Dewi Sekartaji, Desa Sekar menarik perhatian warga setempat. Mereka berkumpul sejak sore hari untuk menyaksikan rangkaian atraksi menarik. Upacara adat diawali dengan tarian surup atau terbenamnya matahari yang kemudian dilanjutkan dengan pemabcaan doa oleh juru kunci setempat. Serta, peragaan kepala desa yang mempresentasikan diri sebagai perwujudan Ki Godeg. Sedangkan istrinya sebagai Dewi Sekartaji.

Kemudian, warga akan menyaksikan dua kelompok pria berbaju hitam-hitam yang sudah berjajar rapi di dua sudut lapangan berbeda. Mereka dalam posisi siaga seolah siap menyerang. Sebuah teriakan nyaring menjadi pertanda dimulainya serangan. Tapi mereka bukan saling menyerang tetapi melemparkan ratusan bluluk atau kelapa muda yang sebelumnya telah dikuliti dan direndam selama beberapa hari hingga menjadi lunak.
Upacara Ceprotan di Sekar, Donorojo
Bluluk yang diletakkan di sebuah keranjang kayu itu kemudian dilemparkan oleh kedua kelompok tersebut ke arah ingkung (ayam panggang utuh) atau gubuk sesajen yang tepat berada di tengah lapangan. Hal itu terus dilakukan hingga bluluk yang mereka gunakan sebagai amunisi habis.

Banyak falsafah dibalik prosesi ceprotan tersebut. Yakni, untuk mencapai tujuan hidup semua orang harus mau berusaha. Dan saling tolong menolong sangat diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat. Sementara, doa yang merupakan pengharapan pada sang pencipta agar harapan dan cita-cita tercapai. Sedangkan, ingkung melambangkan hasil dari usaha yang dicapai mencontohkan bahwa setiap usaha pasti ada hasilnya.

Selain sebagai bentuk pelestarian budaya, ceprotan juga bisa menjadi jujukan wisata budaya. Juga kesempatan bagi warga menampilkan kesenian khas di desanya. Seperti kothekan lesung yang ditampilkan ibu-ibu PKK Kecamatan Donorojo. 

Selasa, 21 Juni 2016

Ini Pacitan Bukan Raja Ampat

Ini Pacitan Bukan Raja Ampat

Wartapacitan.com | WISATA - Pacitan dikarunia pesona alam yang luar biasa, terutama pantai. Kali ini wartapacitan.com akan mengajak traveller mengunjungi Pantai Kasap. Pantai Kasap terletak di Desa Jlubang, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Seperti halnya karakter pantai-pantai Pacitan bagian barat, pantai Kasap ini juga berpasir putih dan berombak dahsyat. Walau garis pantainya sendiri cukup sempit berbentuk teluk berpasir melengkung dan di apit tebing sisi kiri dan kananya.

Di tepi pantai ini traveller bisa bersantai merasakan angin yang semilir sambil menikmati deburan ombak pantai selatan yang memutih. Untuk yang menginginkan sensasi berbeda, tak ada salahnya traveller mencoba menaiki bukit berumput hijau disisi kiri pantai ini. Dan rasakanlah keindahan pantai Kasap ini dari atas bukit.

Tak hanya itu, jika traveller mengunjungi Pantai Kasap pada sore hari, maka traveller bisa menyaksikan sunset dari bukit ini. Sekaligus mangabadikanya dengan kamera kesayangan traveller. Selain itu traveller juga bisa menikmati indahnya pemandangan sebelah barat yaitu pulau-pulau Pantai Watukarung hanya dengan mendaki tebing di atas Pantai Kasap ini.

Dari tebing ini juga terlihat pantai-pantai sebelah timur diantaranya yang paling dekat adalah Pantai Denombo, karena sebenarnya tebing ini juga merupakan batas alam antara pantai Kasap dan Pantai Denombo / Benteng mati. Di timurnya lagi terlihat Pantai Sruni dan dari kejauhan juga terlihat pulau-pulau karang Pantai Srau.

Jalur Menuju Pantai Kasap

Yang pertama Dari arah barat Solo / Jogja lewat jalur ke Goa Gong, Dari manapun anda datang masuk jalur Pacitan - Solo, dan belok di Kecamatan Punung tepatnya barat pasar (dekat masjid) yaitu pertigaan ke Goa Gong, kalau dari arah Solo belok kanan. Ikuti jalan hingga sampai di pertigaan komplek Goa Gong, lalu belok kanan ikuti jalan ke Pantai Klayar atau Desa Kalak hingga sampai di perempatan kalak belok kiri. Ikuti terus jalan utama, ketika sampai di pertigaan ke Klayar, anda ambil jalan yang lurus saja ikuti terus jalur utama arah Pantai Watukarung / Pantai Srau hingga bertemu pertigaan arah Watukarung belok kanan, ikuti terus jalan utama hingga bertemu lokasi tiketing masuk Pantai Watukarung.

Nah di depan situ ada persimpangan jalan kecil kekiri dengan Papan penunjuk arah ke Pantai Sruni, Kasap, dan lain-lain, ikuti jalan kekiri di depan lokasi tiket masuk Watukarung itu melewati jembatan (lalu bersambung jalan rabat) hingga bertemu papan kecil non permanen ke pantai Kasap di kanan jalan, Di situ parkir lalu jalan kaki melewati jalan setapak di sisi kanan jalan itu maka akan sampai di pantai Kasap.

Yang kedua adalah dari Pacitan kota melalui jalur bus (lewat atas Pantai Telengria) terus ikuti arah Pantai Srau / Watukarung yaitu sampai pertigaan Pringkuku belok kiri (arah Srau). Terus lalu sampai pertigaan lagi belok kanan ikuti arah Watukarung / Klayar (di setiap persimpangan ada papan Penunjuk arah permanen), terus ikuti jalur utama sampai pertigaan Watukarung - Klayar. pilih arah Watukarung yang belok kiri, terus ikuti sampai bertemu persimpangan yang bertuliskan ke Pantai Sruni, Kasap, Dll (belok kiri setelah lokasi tiket masuk pantai Watukarung) seperti rute pertama tadi untuk sampai di Pantai.

Selamat berpetualang...

Sabtu, 18 Juni 2016

Misteri Goa Kalak, Goa Para Pertapa

Misteri Goa Kalak, Goa Para Pertapa

Wartapacitan.com | WISATA - Goa ini selalu bersih, dirawat oleh warga setempat karena dianggap tempat suci, dimana banyak diantara masyarakat baik sekitar maupun luar kota bahkan luar provinsi untuk mengadakan ritual peribadatan. 

Selain penduduk dan juru kunci, tempat ini juga dibersihkan oleh para peziarah. Goa ini dipercaya tempat pertapaan Prabu Brawijaya yang terakhir ketika mencari puteranya yang pergi ke daerah Modjo (Punung, Pacitan kala itu). 

Goa ini juga dipercaya pernah sebagai tempat tirakat Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto. Goa ini juga memiliki pemandangan stalagtit dan stalagmit sangat indah. Dengan berada di perut bukit dengan penunjuk nama goanya disisi atasnya akan sangat terlihat apabila melewati jalan tersebut.


Saka Guru, tempat peziarah menaruh sesaji Stalaktit berwarna hijau ini berada di ruang setelah pagar pintu masuk, stalaktit berwarna hijau yang menjulang tinggi hampir mencapai atap goa ini disebut Saka Guru. Dan ini menjadi tempat yang paling sakral. Banyak sisa-sisa dupa dan bunga serta jajanan sesaji masih tertata di lantai keramik di bawah Saka Guru ini, menurut pak Sadi yang mengeramik lantai dibawah Saka Guru ini adalah para peziarah yang mendapatkan wangsit untuk mengeramik. 
Dan disebelah timur Saka Guru ini pagar setengah badan yang dibuat supaya pengunjung tidak melangkah kearah tempat situ, karena curam dan masih gelap dan berbahaya. Dan dibalik Saka Guru akan didapati stalaktit yang mirip tumpukan tulang rangka dan tengkorak mirip pekuburan masal di tanah Toraja, dan di sebelah tempat ini didapatkan bebatuan stalaktit seperti hewan, bunga-bunga atau jamur raksasa yang indahnya seperti ukiran-ukiran kayu jati Jepara. 

Memasuki ruangan lebih dalam lagi, akan bertemu dengan ruangan yang lebih longgar dan beratap lebih tinggi, di sisi utara terdapat seperti ukiran tirai raksasa, dan singgasana rajayang terbuat dari kayu jati. Tempat ini agak menurun kearah utara, melingkar dari tempat masuk. Belum berhenti disitu, di sebelah barat agak naik sedikit akan didapatkan kamar raja yang ditutupi tirai yang mirip ukiran kayu jati yang luar biasa indahnya. 


Barangkali ini salah satu tempat bersejarah yang ada di Pacitan. Tempatnya angker, tapi stalagmit dan stalagtit goanya bagus dan megah. Dibalik keindahaannya itu ternyata menyimpan misteri. Ini benar-benar tempat menarik, berharap Anda sekalian juga memiliki kesempatan untuk datang kesana.

Letak goa ini di antara jalan Pantai Klayar dan Goa Gong. Merupakan goa tua yang pernah ditemukan adanya fosil purba yang asyik untuk dikunjungi. Goa ini dulunya juga sebagai obyek wisata cukup terkenal sebelum goa Gong diketemukan, dan menurut cerita orang orang dulu juga goa ini sebagai tempat pertapaan atau bersemedi untuk memohon sesuatu. 

Goa ini juga memiliki pemandangan stalagtit dan stalagmit sangat indah. Dengan berada di perut bukit dengan penunjuk nama goanya disisi atasnya akan sangat terlihat apabila melewati jalan tersebut.

Lokasi goa ini Berjarak kurang lebih 5 Km dari obyek wisata Goa Gong, dan tentunya lebih dekat dengan Pantai Klayar. Goa ini terkenal bukan semata-mata karena keindahan stalagtit dan stalagmitnya, tetapi karena pengaruh mistisnya. Goa ini sering dikunjungi oleh orang untuk tujuan-tujuan tertentu yang berhubungan dengan mistis.

Jika anda penasaran dengan Goa Kalak, yang juga pernah sebagai tempat shooting acara TV Nasional, Mister(i) Tukul Jalan-Jalan, bisa mengunjunginya, kurang lebih 5 Km dari obyek wisata Goa Gong, atau berada di perbatasan antara Desa Kalak dan Desa Sendang, dan tentunya lebih dekat dengan Pantai Klayar.

Selasa, 07 Juni 2016

Menikmati Indahnya Pantai Nampu

Menikmati Indahnya Pantai Nampu

wartapacitan
Wartapacitan.com | WISATA - Traveller gak terasa udah mau weekend lagi nih. Kali ini wartapacitan mengajak para traveller untuk mengunjungi Pantai Nampu. Pantai Nampu adalah lokasi wisata Pantai ujung paling barat yang cukup layak untuk menjadi obyek wisata atau kunjungan anda di Pacitan. Menurut beberapa sumber Pantai ini sebenarnya berada di wilayah perbatasan Kabupaten Pacitan di Jawa Timur dan Kabupaten Wonigiri Jawa Tengah. Sebagian masuk wilayah Dringo, Kelurahan Gunturharjo, Kecamatan Paranggupito Wonogiri, sebagian lainnya juga masuk wilayah Desa Widoro, Donorojo Kabupaten Pacitan.


Saat berkunjung ke pantai ini, Meski lelah namun traveller akan sangat puas melihat pesona pantai yang membuat para traveller betah berlama–lama di pantai ini. Seperti halnya pantai lainnya di ujung barat Pacitan, Pantai ini memiliki ciri khas pasir putih dengan garis pantai cukup panjang.

Namun yang membedakan diantara pantai lain di selatan Pacitan, ombak di Pantai ini cukup jinak, dan adanya sisi laut dangkal jadi cukup aman, karena perairanya dangkal sehingga nampak dengan jelas biota-biota laut dan karang–karang dengan aneka bentuk dan jenis bisa disaksikan dengan jelas karna airnya pun cukup jernih.
wartapacitan
Pada waktu air surut di bagian sisi laut yang dangkal ini juga banyak bebatuan yang bisa anda gunakan untuk sekedar duduk dan menikmati laut lepas, disini juga ada ikan–ikan, rumput laut, bulu babi, kerang dan berbagai biota air lainnya.

Yang perlu anda waspadai adalah keberadaan ubur-ubur biru (bentuknya mirip balon tiup) yang biasanya terhempas di pasir atau mengambang di air. Sebaiknya hindari hewan itu, jangan sampai menyentuh atau terkena hewan tersebut karna cukup berbahaya. Biasannya biota air tersebut akan menyengat dan menyebabkan iritasi, rasa terbakar, atau bahkan demam.

Jalur traveller kalau mau mengunjungi Pantai Nampu adalah dari arah barat (Solo) atau dari Pacitan kota (lewat desa Sedeng) lalu melalui jalur utama Pacitan - Solo setelah sampai Pertigaan Punung (lihat papan penunjuk arah) lalu belok arah Goa Gong (dari Pacitan kota ke kiri), setelah sampai pertigaan goa Gong - Pantai Klayar, pilih Belok kanan arah Klayar atau Desa Kalak terus ikuti jalan hingga sampai perempatan Kalak, lalu belok kiri arah klayar dan di depan ada pertigaan lagi (ada penunjuk arah) ikuti arah banyutibo / belok kanan menuju kearah Desa Widoro Donorojo. Ikuti terus jalan utama itu, dan akan melewati beberapa persimpangan (yaitu ke Pantai Buyutan Dan Banyutibo) lewati saja ikuti arah jalan ke Wonogiri dan akan ada penunjuk arah belok kiri Ke Pantai Nampu. Ikuti jalan hingga lokasi tiketing Dan jika sudah hampir mendekati area pantai, kendaraan sudah tak bisa lagi dan harus parkir di situ. Lalu anda harus melanjutkan berjalan kaki menuruni anak tangga (dari semen), yang sudah dibuat dan khusus untuk pejalan kaki kira-kira 5-10 menit dari atas. Dan anda pun akan sampai di pantai nan ramah indah menawan, yaitu "Pantai Nampu"

Pantai nampu yang berada di sebelah barat Pantai Kijingan ini memiliki beberapa lokasi perairan yang bisa di kunjungi, dan memiliki karakteristik dan keindahan berbeda-beda. dari lokasi satu dan lainya biasanya dipisahkan oleh bukit kecil atau tebing-tebing. dan di sekeliling pantai terdapat bukit-bukit indah menyerupai gunung yang menghijau.
wartapacitan
Untuk fasilitas sudah terbilang lengkap, lokasi parkir yang luas, gardu pandang, toilet, dan warung-warung makan sudah ada disini. jangan khawatir traveller, untuk tiket masuk terbilang terjangkau kok.

Pemandangan khas daerah Gunung kidul yaitu perbukitan karst, pantai pasir putih, ombak yang cukup jinak, warung-warung disisi atas pantai, dan keindahan dasar pantai dengan berbagai macam kehidupan di dalamnya akan membuat anda betah berlama–lama di Pantai Nampu ini.

Keelokan Bawah Tanah Luweng Jaran

Keelokan Bawah Tanah Luweng Jaran

wartapacitan
Wartapacitan.com | WISATA - Pacitan sangat kaya akan tempat wisata. Selain pantainya yang sudah terkenal seantero jagat, goa-goa yang indah juga tak kalah dhsyatnya untuk dikunjungi traveller. bagi yang suka adventure wartapacitan merekomendasikan untuk menelusuri Luweng Jaran.

Luweng Jaran dieksplorasi pertama kali oleh tim ekspedisi asal Australia tahun 1987. Berdasarkan hasil pemetaan dari berbagai penelusuran, lorong Luweng Jaran membentang sepanjang 17 kilometer.

[Baca Juga : 23 'AMAZING PLACES' di Pacitan Yang Wajib Dikunjungi]

Warga setempat menamai goa ini Luweng Jaran sesuai dengan dongeng kuno yakni, kisah mengenai seorang pengelana yang hanyut ke dalam goa beserta kuda yang ditunggangi. Saat itu, hujan deras sedang mendera Desa Jlubang sehingga air bah datang cukup cepat masuk ke mulut goa.
wartapacitan
Setelah itu, Luweng Jaran banyak menarik minat penelusur goa dan pegiat alam. Masyarakat setempat menyadari, hal ini akan mendatangkan pemasukan dari kegiatan wisata minat khusus. Mereka kemudian membangun gapura berhiaskan patung kuda yang menjadi penunjuk arah masuk ke Desa Jlubang, tempat Luweng Jaran berada.

Luweng Jaran merupakan salah satu dari 13 geosite (situs geologi) di Kabupaten Pacitan. Goa ini memiliki sistem pergoaan terpanjang di Jawa dengan jaringan lorong dan sungai bawah tanah yang rumit serta hiasan yang langka. Pemerintah setempat mengusulkan kepada Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) agar kawasan ini ditetapkan sebagai geopark dunia.
wartapacitan
Keelokan Luweng Jaran tak terlepas dari panorama struktur geologi yang tersebar di dinding, atap, bahkan lantai goa. Namun, akses dan mulut goa yang vertikal tidak membuat goa ini banyak didatangi. (RWP001)

Minggu, 05 Juni 2016

Keelokan Bawah Tanah Luweng Jaran

Keelokan Bawah Tanah Luweng Jaran

wartapacitan
Wartapacitan.com | WISATA - Pacitan sangat kaya akan tempat wisata. Selain pantainya yang sudah terkenal seantero jagat, goa-goa yang indah juga tak kalah dhsyatnya untuk dikunjungi traveller. bagi yang suka adventure wartapacitan merekomendasikan untuk menelusuri Luweng Jaran.

Luweng Jaran dieksplorasi pertama kali oleh tim ekspedisi asal Australia tahun 1987. Berdasarkan hasil pemetaan dari berbagai penelusuran, lorong Luweng Jaran membentang sepanjang 17 kilometer.

Warga setempat menamai goa ini Luweng Jaran sesuai dengan dongeng kuno yakni, kisah mengenai seorang pengelana yang hanyut ke dalam goa beserta kuda yang ditunggangi. Saat itu, hujan deras sedang mendera Desa Jlubang sehingga air bah datang cukup cepat masuk ke mulut goa.
wartapacitan
Setelah itu, Luweng Jaran banyak menarik minat penelusur goa dan pegiat alam. Masyarakat setempat menyadari, hal ini akan mendatangkan pemasukan dari kegiatan wisata minat khusus. Mereka kemudian membangun gapura berhiaskan patung kuda yang menjadi penunjuk arah masuk ke Desa Jlubang, tempat Luweng Jaran berada.

Luweng Jaran merupakan salah satu dari 13 geosite (situs geologi) di Kabupaten Pacitan. Goa ini memiliki sistem pergoaan terpanjang di Jawa dengan jaringan lorong dan sungai bawah tanah yang rumit serta hiasan yang langka. Pemerintah setempat mengusulkan kepada Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) agar kawasan ini ditetapkan sebagai geopark dunia.
wartapacitan
Keelokan Luweng Jaran tak terlepas dari panorama struktur geologi yang tersebar di dinding, atap, bahkan lantai goa. Namun, akses dan mulut goa yang vertikal tidak membuat goa ini banyak didatangi. (RWP001)