Tentang Pacitan, Kota Paling Selatan Di Jawa Timur


Tampilkan postingan dengan label wisata-lainnya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label wisata-lainnya. Tampilkan semua postingan

Minggu, 18 September 2016

Pinus Kita, Alternatif Wisata Di Gemaharjo

Pinus Kita, Alternatif Wisata Di Gemaharjo

Wartapacitan.com | WISATA - Destinasi wisata di Kabupaten Pacitan semakin komplit. Tidak hanya pantai, gunung ataupun goa. 

Kini, di Desa gemaharjo, Kecamatan Tegalombo ada tempat wisata yang asik untuk dilewatkan begitu saja.

Ya...Pinus Kita. Menikmati semilir angin dan kicauan burung di Pinus Kita seakan beban berat hilang sudang. 

Ditambah suasana yang sepi, para traveller bisa merasakan kedekatan dengan alam secara langsung.

Pinus Kita tepatnya terletak di Dusun Kali Gondang, Desa gemaharjo, Kecamatan Tegalombo. 

Akses jalan menuju Pinus Kita sangat mudah. Baik dari arah Pacitan-Ponorogo ataupun sebaliknya.

Menurut beberapa traveller yang sudah ke Pinus Kita, keindahan alamnya tak kalah jauh dengan destinasi serupa di Jogjakarta.
Destinasi wisata Pinus Kita di Desa Gemaharjo. Foto : @PinusKita
Yang perlu diingat, traveller harus bersahabat dengan alam. Harus menjaga kebersihan di tempat wisata yang dikunjungi. Selamat berkunjung ke Pinus Kita...
Pada hari-hari tertentu sangat ramai dikunjungi wisatawan. Foto : @PinusKita

Selasa, 02 Agustus 2016

Selain Sungai Maron, Kini Kali Cokel Menjadi Favorit Turis

Selain Sungai Maron, Kini Kali Cokel Menjadi Favorit Turis

Wartapacitan.com | WISATA - Mungkin sebagian besar warga pacitan sudah mengenal Sungai Maron sebagai salah satu destinasi wisata favorit. Namun kini Pacitan juga mempunyai Kali Cokel sebagai alternatif wisata sungai. 

Kali Cokel terletak di Desa Watu Karung, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan. Lokasinya berjarak sekitar 25 km dari pusat kota dan bisa dijangkau menggunakan kendaraan bermotor dengan memakan waktu kurang dari satu jam.

Kali Cokel memiliki pemandangan yang sangat indah dengan deretan pohon kelapa di kanan-kirinya, posisi kali cokel terletak di sebelah timur dari pantai watu karung, Untuk menemukannya, traveller cukup pergi ke Pantai Watu Karung. 
Airnya yang jernih dan sepoi angin menambah keindahan Kali Cokel
Pada pos tiketing, traveller ambil jalan aspal berukuran kecil ke arah kiri dengan papan petunjuk arah Pantai Seruni dan Kali Cokel. Sekitar 100 meter dari pos tiketing kita sudah akan menemukan sungai dengan airnya yang hijau jernih.

Kali cokel adalah sungai yang bermuara di Pantai Watukarung dengan hulu sungai di Luweng Jaran. Ada dua cara menikmati keindahan sungai Cokel traveller. Yang pertama adalah berjalan dan menikmati keindahan kealamian sungai ini sambil menikmati sepoinya angin, jernihnya sungai, dan suguhan pemandangan berupa kelapa, tetumbuhan yang menghijau, dan panorama alam khas Pacitan yang berbukit.
Turis asing saat menikmati keindahan Kali Cokel
Sementara, cara menikmati sungai Cokel yang kedua adalah berjalan diatas air. Tentu cara ini lebih sedikit membutuhkan nyali lebih, karena anda akan berjalan dan mendayung sebuah papan yang disebut Stand-Up Paddle Board (SUP). Dengan papan tersebut, anda berdiri dan mendayung, dan tentu bisa menikmati semua panorama sungai Cokel. (rwp001)

Senin, 16 Mei 2016

Masih Milik Pusat, Etalase Geopark Susah Berkembang

Masih Milik Pusat, Etalase Geopark Susah Berkembang

warta_pacitanWartapacitan.com | PACITAN - Satu lagi bangunan milik pemerintah pusat yang masih pinjam pakai. Selain Wisma Atlet, Etalase Geopark Gunung Sewu di kawasan Pantai Pancer Door ternyata juga memiliki kendala yang sama. Pasalnya, bangunan tersebut hingga saat ini statusnya masih milik Kementerian ESDM. Akibatnya, pemkab tidak bisa menarik PAD dari retribusi keberadaan Etalase Geopark itu.

"Karena masih pinjam pakai, Kami bisa menarik retribusi untuk pendapatan daerah," kata Efi Iftitah, Kabid Pengembangan Pariwisata Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Pacitan. 


Menurut Efi, apapun bentuk pengelolaan Etalase Geopark nantinya memiliki tujuan penting bagi pengembangan pariwisata daerah. Jika sudah jelas pengelolaannya, gedung yang pembangunannya menghabiskan Rp 6 miliar tersebut diharapkan menjadi tempat pembelajaran prasejarah. 

"Pacitan akan mempunyai tujuan wisata bertema geologi, jika sudah ada kejelasan bentuk pengelolaannya," ujarnya.

Meski belum tahu kapan menjadi milik Pemkab Pacitan, namun pihaknya sudah mendapat jawaban dari kementrian ESDM surat percepatan pemanfaatan bangunan Etalase Geopark. 

"Intinya, pemerintah pusat tidak keberatan bila Etalase Geopark segera dimanfaatkan sebagai obyek wisata pembelajaran masyarakat tentang geologi," pungkasnya. (RWP001)

Jumat, 13 Mei 2016

Grojogan Dhuwur Pacitan, Destinasi Baru Traveller

Grojogan Dhuwur Pacitan, Destinasi Baru Traveller


warta_pacitan
Wartapacitan.com | WISATA - Tak salah jika Pacitan dijuluki Hidden Paradise of Java. Kali ini Warta Pacitan akan mengajak traveller mengunjungi Grojogan Dhuwur yang terletak di Dusun Barong Kulon, Desa Candi, Kecamatan Pringkuku. 

Grojogan Dhuwur ini berada masih dalam satu desa dengan obyek wisata Kali Barong yang populer dengan dayung prau mancung dan sepeda airnya.

Sampai di lokasi Air Terjun Grojogan Duwur terlihat pemandangan yang sangat bagus. Alamnya yang masih asri dan air tampak bening segar. Mata traveller akan dimanjakan dengan air berjatuhan dari bebatuan yang berada di tiga sisi air terjun. Tampak juga goa di sekitar area grojokan.

Para traveler pecinta tantangan yang memicu adrenalin, spot satu ini sangat cocok untuk memuaskan dahaga petualangan Anda. 

warta_pacitan
Menikmati jernihnya air/Foto : ayodolan
Rute dari Kota Pacitan (alun-Alun) silakan traveller menuju arah Pantai Teleng Ria. Ikuti jalur penunjuk menuju Pantai Srau. Tenang... jalannya cuma hanya satu jalur kok. So, traveller... ga perlu khawatir salah jalan. Kemudian traveller akan melewati Balai Desa Candi, lalu silakan belok kanan (jalan rabatan) sampai ketemu pertigaan belok kiri. 

Dari sini ikuti jalan rabat tersebut sampai berubah jadi jalan makadam mentok persawahan. Dari sini perjalanan di lanjutkan dengan jalan kaki mengikuti jalan setapak mengikuti arus sungai sekitar satu kiloan. Jika masih bingung selama perjalanan traveller disarankan  bertanya kepada warga yang bekerja di sawah. Dan yang terpenting tetap jaga kebersihan dan kelestarian tempat ini ya... 

warta_pacitan
Para traveler pecinta tantangan yang memicu adrenalin, spot satu ini sangat cocok untuk memuaskan dahaga petualangan Anda/Foto : donk diadon
Jadi bagi traveler yang sedang berlibur di Pacitan, sempatkan datang ke Grojogan Dhuwur di sela-sela trip list Anda yang lain, dijamin Anda tidak akan kecewa. (RWP001)

[Baca juga : Banyu Tibo, Pantai Ajaib di Indonesia yang Punya Air Terjun ke Laut]

Selasa, 12 April 2016

Sungai Maron Pacitan, “Green Canyon” Menawan yang Patut Dikunjungi

Sungai Maron Pacitan, “Green Canyon” Menawan yang Patut Dikunjungi

warta_pacitan
Wartapacitan.com | WISATA - Sungai Maron Pacitan adalah sebuah destinasi wisata alam di Kabupaten Pacitan yang menyuguhkan pengalaman menyusuri sungai yang jernih dengan panorama indah dan unik. Aliran Sungai Maron ini dikelilingi dengan pepohonan hijau yang lebat dan tanaman kelapa di sepanjang tepian sungai. Sejak dulu, jernihnya air sungai maron ini telah dimanfaatkan oleh warga setempat sebagai sumber mata air bersih bagi kebutuhan sehari-hari.

Secara administratif, Sungai Maron Pacitan terletak di Desa Dersono, Kec. Pringkuku. Inilah “Green Canyon”nya Pacitan, sebuah hal yang juga dapat Anda temui tatkala menelusuri salah satu destinasi wisata Pangandaran yang terkenal, yakni Green Canyon Pangandaran. Dari pusat kota Pacitan, Anda hanya perlu menempuh perjalanan selama sekitar 45 menit untuk dapat tiba di Sungai Maron. Sementara dari Goa Gong, jarak tempuh ke Sungai Maron hanya sekitar 15 km.

Pesona keindahan Sungai Maron memang belum setenar destinasi wisata Pacitan lainnya, seperti Goa Gong, Pantai Klayar, dan Teleng Ria. Oleh karenanya, tujuan wisata yang yang satu ini masih belum banyak dibicarakan di berbagai komunitas penikmat perjalanan.

Karena belum banyak dikunjungi para wisatawan tersebut, destinasi Sungai Maron Pacitan ini masih dalam kondisi yang begitu natural dengan keindahannya yang kental. Inilah yang menyebabkan beberapa artis dari ibukota yang pernah mengunjungi Sungai Maron di Pacitan rindu untuk menyusuri kembali sungai yang satu ini.

Cara terbaik untuk menikmati pesona green canyon ini adalah dengan menyewa perahu penduduk, lalu menyusuri sungai yang panjangnya mencapai hingga 4,5 km dalam durasi perjalanan selama 45 menit. Anda akan menemukan pengalaman wisata yang menyenangkan tatkala mengarungi pesona yang dimiliki sungai jernih yang kedalamannya bahkan dapat mencapai hingga 20 meter.

warta_pacitan
Sungai Maron Pacitan
Untuk mengarungi Sungai Maron, Anda harus menjumpai warga setempat dan menyewa perahu yang akan membawa Anda dalam penyusuran sungai. Air yang jernih kebiruan, jumlah ikan kakap merah yang banyak, suasana tenang, serta sepanjang tepian sungai yang menyuguhkan horizon pepohonan hijau adalah beberapa hal yang dapat Anda temukan dalam petualangan di Sungai Maron Pacitan.

Anda hanya perlu membayar biaya sewa perahu Sungai Maron sekitar Rp 100-150 ribu, mampu menampung 5 hingga 6 orang, dan harga tersebut sudah termasuk dengan juru kemudi perahu. Berbincang dengan tour guide yang notabene adalah warga lokal merupakan cara terbaik dalam mengeksplorasi keindahan Sungai Maron tersebut.

Aliran Sungai Maron bermuara di Pantai Ngiroboyo. Setiap tahun, di sungai ini diadakan lomba dayung berjarak 300 meter yang telah dimulai sejak tahun 2012 silam. Tatkala tiba di muara sungai yang notabene berujung di Pantai Ngiroboyo, Anda dapat melakukan beberapa kegiatan menarik di pantai tersebut, seperti surfing dan water tubing.

Perlu diketahui bahwa kota Pacitan berjarak sekitar 270 km dari kota Surabaya, atau sekitar 100 km dari kota Solo. Jika Anda dari Solo, rute yang dapat ditempuh adalah melalui Jln. Raya Solo – Pacitan, lalu mengambil arah ke Desa Dersono saat melewati pertigaan Desa Ngadirejan (ini sudah berada di dalam wilayah Kec. Pringkuku). (RWP001)