Tentang Pacitan, Kota Paling Selatan Di Jawa Timur


Selasa, 06 September 2016

SD Di Arjosari, Satu Kelas Hanya Dua Siswa

| Selasa, 06 September 2016
Wartapacitan.com | ARJOSARI - Siswa minim menjadi problem abadi yang dialami SDN 03 Gunungsari, Kecamatan Arjosari. Setiap tahun ajaran baru, siswa yang masuk sekolah itu tidak habis dihitung dengan jari sebelah tangan.

Tahun ini saja, sekolah yang terletak di antara perbatasan Kecamatan Arjosari dengan Kebonagung tersebut hanya menerima tiga siswa baru.

Total ada 15 siswa yang saat ini menimba ilmu di sekolah tersebut. Sebagian besar siswa tinggal di wilayah RT 11 dan 12 Dusun Tleken, Desa Gunungsari, Kecamatan Arjosari. Ada juga yang berasal dari Dusun Gombong, Desa Ketepung, Kecamatan Kebonagung. Mereka bersekolah di SDN 03 Gunungsari lantaran jarak sekolah relatif dekat dengan tempat tinggal. Meskipun kondisi sekolah tersebut sangat minim fasilitas.

Baca Juga :

Belasan murid itu menghuni tiga ruang kelas dari total empat ruang yang ada. Untuk kelas V dan VI yang masing-masing terdiri dari dua siswa digabung dalam satu ruang kelas dengan dipisahkan papan triplek. Begitu juga dengan kelas IV yang terdiri dari tiga murid dan kelas III dengan dua siswa. Ruangan yang mereka tempati tepat berada di ujung dengan hanya dipisahkan papan kayu sepanjang 2,5 meter. Sementara kelas I dan II yang masing-masing terdiri dari tiga siswa ditempatkan di sebuah ruang kelas yang persis di samping ruang guru dengan papan triplek sebagai pembatas.

Kondisi buku bahan ajar juga tidak jauh beda dengan jumlah murid. Jumlahnya juga sangat terbatas. Sehingga, mereka harus berbagi. Dalam hal ini pihak sekolah tidak memungkinkan untuk menarik biaya apapun kepada para siswa. Terlebih, kondisi perekenomian orang tua seluruh siswa SDN 3 Gunungsari jauh dari cukup. Mereka mayoritas didominasi dari keluarga kalangan buruh tani dengan hanya upah rata-rata antara Rp 500 ribu – Rp 1 juta per bulan.

Bukan hanya itu saja, jumlah guru di sekolah tersebut juga sangat minim. Total ada enam tenaga pengajar. Dimana dua diantaranya berstatus guru tidak tetap (GTT) dan empat lainnya berstatus PNS. Apabila ada satu guru saja yang absen karena alasan mengikuti pelatihan dan pendidikan (diklat) atau workshop, kegiatan belajar mengajar (KBM) untuk dua kelas dirangkap satu guru.

Kepala SDN 3 Gunungsari Juminen mengatakan, sebenarnya ada 19 siswa yang saat ini menempuh pendidikan di sekolah yang didirikan sejak tahun 1986 tersebut. Hanya saja, empat siswa lainnya yaitu Aulia, Rafa, Jonas dan Kayla yang saat ini masih duduk di bangku kelas I tidak tercatat resmi sebagai murid di sekolah tersebut. Sebab, mereka belum cukup umur alias usianya baru 5-6 tahun. Sehingga dianggap belum layak. "Mereka terpaksa kami tampung, karena di desa ini tidak ada lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) atau taman kanak-kanak (TK) terdekat dari rumahnya,’" ujarnya seperti dilnasir Jawa Pos Radar Pacitan.

Juminen mengaku sejak dirinya menjabat sebagai kepala SDN 3 Gunungsari tiga tahun lalu, jumlah siswa yang menempuh pendidikan di sekolah tersebut terus menurun. Saat dirinya pertama menjabat sebagai kepala sekolah pada tahun 2013 lalu, SDN 3 Gunungsari masih memiliki 19 siswa. Tahun berikutnya jumlah siswa tinggal 14 karena ada siswa yang lulus. Jumlah itu bertahan hingga tahun 2014. ‘’Baru tahun ini mengalami kenaikan. Tambah satu anak menjadi 15 siswa,’’ terangnya. (her/yup/rwp001)

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar