Tentang Pacitan, Kota Paling Selatan Di Jawa Timur


Minggu, 18 September 2016

Pinus Kita, Alternatif Wisata Di Gemaharjo

Pinus Kita, Alternatif Wisata Di Gemaharjo

Wartapacitan.com | WISATA - Destinasi wisata di Kabupaten Pacitan semakin komplit. Tidak hanya pantai, gunung ataupun goa. 

Kini, di Desa gemaharjo, Kecamatan Tegalombo ada tempat wisata yang asik untuk dilewatkan begitu saja.

Ya...Pinus Kita. Menikmati semilir angin dan kicauan burung di Pinus Kita seakan beban berat hilang sudang. 

Ditambah suasana yang sepi, para traveller bisa merasakan kedekatan dengan alam secara langsung.

Pinus Kita tepatnya terletak di Dusun Kali Gondang, Desa gemaharjo, Kecamatan Tegalombo. 

Akses jalan menuju Pinus Kita sangat mudah. Baik dari arah Pacitan-Ponorogo ataupun sebaliknya.

Menurut beberapa traveller yang sudah ke Pinus Kita, keindahan alamnya tak kalah jauh dengan destinasi serupa di Jogjakarta.
Destinasi wisata Pinus Kita di Desa Gemaharjo. Foto : @PinusKita
Yang perlu diingat, traveller harus bersahabat dengan alam. Harus menjaga kebersihan di tempat wisata yang dikunjungi. Selamat berkunjung ke Pinus Kita...
Pada hari-hari tertentu sangat ramai dikunjungi wisatawan. Foto : @PinusKita
Tidur Siang yang Panjang Bisa Jadi Tanda Bahaya Diabetes Tipe-2

Tidur Siang yang Panjang Bisa Jadi Tanda Bahaya Diabetes Tipe-2

Wartapacitan.com | KESEHATAN - Tidur siang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, namun bila dilakukan terlalu lama aktivitas ini bisa juga jadi pertanda lain. Seperti ditemukan oleh studi peneliti Jepang bahwa bila seseorang sering tidur siang lebih dari satu jam maka dirinya disarankan wajib waspada diabetes tipe-2.

Hubungan antara tidur siang dengan diabetes diketahui setelah peneliti melihat data lebih dari 300 ribu orang. Salah satu gejala orang dengan diabetes memang diketahui seringnya merasa lelah dan mengantuk. 

Dipresentasikan dalam European Association for the Study of Diabetes, menurut peneliti tidur siang lebih dari 60 menit diasosiasikan dengan peningkatan risiko diabetes hingga 45 persen. Namun demikian tidak ada asosiasi peningkatan risiko bila seseorang tidur siang kurang dari 40 menit.

Peneliti mengatakan ada dua kemungkinan mengapa hal ini terjadi. Pertama mungkin orang yang tidur siang lebih lama karena malamnya kurang tidur dan pola tidur yang berantakan tersebut jadi pemicu timbulnya diabetes tipe-2. Kemungkinan kedua adalah orang tersebut memang sudah memiliki diabetes tipe-2 dan karena gejalanya mudah lelah dan mengantuk mendorong tidur siang lebih lama.

"Bisa juga karena faktor risiko yang menyebabkan diabetes itu sendiri mendorong orang tidur siang. Hal ini mencakup seperti kadar gula tinggi yang berarti tidur siang (lama -red) dapat menjadi tanda peringatan awal diabetes," kata ahli metabolik dari University of Glasgow, Profesor Naveed Sattar, seperti dikutip dari BBC.

Meski demikian peneliti mengatakan studi masih perlu dikembangkan lebih jauh. Perlu dilakukan eksperimen untuk membuktikan bahwa memang tidur lebih dari 1 jam punya dampak nyata tak hanya sekadar observasi saja. (rwp001)

Sumber : detikhealth

Sabtu, 17 September 2016

Puluhan Kendaraan Angkutan Kena Razia

Puluhan Kendaraan Angkutan Kena Razia

Wartapacitan.com | PACITAN - Pelanggaran izin trayek dan kelaikan kendaraan tampaknya masih menjadi masalah pelik transportasi di Pacitan. Buktinya, sebanyak 83 kendaraan terjaring razia tim gabungan dari Dishub LLAJ Jatim serta Satlantas Polres Pacitan dalam dua hari terakhir ini. Masing-masing 45 kendaraan saat operasi di Terminal Punung dan 43 kendaraan di Terminal Pacitan.

Kasi Pengawasan dan Pengendalian Angkutan Jalan UPT LLAJ Madiun Rahmad Sugriwo, seperti dilansir radarmadiun.co.id mengatakan, kebanyakan angkutan penumpang yang kena tilang tersebut karena memiliki izin trayek. Selain itu, ada pula kendaraan angkutan barang yang melebihi dimensi atau melanggaran ketentuan batas muatan. 

Diakui Rahmad, razia tersebut bertujuan untuk menegakkan aturan sesuai regulasi yang ada. Aturan yang berlaku itu antara lain UU nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan pasal 208 yaitu dalam rangka membangun dan mewujudkan budaya keselamatan jalan. Selain itu ada juga Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2014 tentang Angkutan Jalan Pasal 70. Contohnya, untuk angkutan barang yang melebihi jumlah berat tonase yang diizinkan (JBI) akan diberikan sanksi sesuai aturan yang berlaku. 

Apabila ada pemilik angkutan umum yang beberapa kali melanggar ketentuan hingga menyebabkan kecelakaan di jalan, otomatis izin trayek mereka akan langsung dicabut. Menurut dia, tindakan itu terpaksa dilakukan demi keselamatan penumpang dan sopir. 

Melihat hasil razia, Rahmad menduga masih banyak angkutan penumpang atau barang di Pacitan yang berpotensi melanggar kelengkapan administrasi. Karena itu tidak menutup kemungkinan kendaraan umum yang bakal kena tilang akan bertambah. Bahkan pihaknya akan menggelar razia serupa secara rutin setiap bulan. Sedangkan targetnya, semua angkutan umum yang bermasalah dengan izinnya seperti KIR dan kelengkapan surat kendaraan lainnya. (her/yup/rwp001)
Pengamat Unair Sindir Luhut lebih Berkuasa dari Jokowi

Pengamat Unair Sindir Luhut lebih Berkuasa dari Jokowi

Wartapacitan.com | SURABAYA – Pengamat politik Airlangga Pribadi menyindir manuver politik Luhut Binsar Panjaitan (LBP) yang terkesan lebih berkuasa atau determinan ketimbang Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Pak Luhut yang saya hormati terima kasih, inisiatif anda telah membuka kesadaran kami bahwa presiden yang kami pilih telah kalah dalam waktu yang lebih cepat dari yang kami perkirakan untuk membela kepentingan republik namun tegak berdiri di bawah bendera penjarahan bisnis-politik atas bumi air dan kekayaan alam kami," tulis Airlangga Pribadi dalam statusnya di facebook yang mendapat banyak respon dari para facebookers. Status ini tercatat 141 dibagikan oleh facebookers lainnya.

Menurut Airlangga Pribadi yang dosen Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, dari langkah Luhut itu dirinya merasa juga wajib berterima kasih kepada Gubernur DKI Ahok, karena sikap yang ia jalankan untuk membuldozer kepentingan dan hajat hidup kaum nelayan dan hak-hak hidup kaum miskin mengingatkan bahwa dia adalah manusia dan politisi biasa bukan manusia super (seperti yang didengung-dengungkankan para pembelanya sekarang untuk mentoleransi malpraktik kekuasaan).

"Manusia politisi biasa yang mengingatkan kita bukan saja pada politisi sipil tapi pejabat berseragam jenderal zaman Orde Baru yang menjadikan rakyat bukan sebagai tujuan pembangunan, tapi justru alat bahkan tumbal pembangunan," tegas Airlangga Pribadi yang baru saja mendapat gelar PhD dari Murdoch University Australia.

"Terima kasih Pak Luhut bahwa langkah anda menyadarkan kami semua bahwa bukan Nawa Cita dan Trisakti yang menjadi melodi yang indah tahun 2014 yang saat ini menjadi partitur orkestra yang dimainkan oleh pemerintah sekarang. Namun seperti zaman yang sudah2 modal, modal, modal dan kerja, kerja, kerja untuk menjadikan rakyat sebagai kuli yang tengah dimainkan oleh komposer Presiden Jokowi," tulisnya seperti dikutip dari bangsaonline.com.

Airlangga mengakhiri statusnya dengan pertanyaan menggelitik. "Satu lagi Pak Luhut saya mau tanya apakah sebenarnya kepanjangan NKRI. Saya dengar khabarnya sudah diganti menjadi Negara Komoditas Republik Indonesia. Atau memang selama ini makna Kesatuan yang selalu dijunjung itu maksudnya adalah Komoditas?

Eh maaf Pak Jenderal sebenarnya komposernya siapa sih Pak Jokowi atau anda? Maaf pak cuman nanya. Namun sekali lagi Terima kasih Pak Luhut, Terima kasih banyak!," katanya. (ma/rwp001)