Wartapacitan.com | KESEHATAN - Diabetes bagaikan pembunuh berantai yang bergerak dalam gelap. "Diabetes dengan komplikasi merupakan penyebab kematian ketiga tertinggi di Indonesia," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Muhammad Subuh. Posisinya hanya kalah oleh stroke dan jantung.
Tren kenaikan angka kematian diabetes mengerikan. Pada 1990-an, penyakit ini tidak masuk dalam sepuluh besar. Namun, melonjak ke posisi enam pada 2000-an.
Diabetes, sering disebut kencing manis, adalah kondisi ketika kadar gula alias glukosa dalam darah kelewat tinggi. Normalnya, makanan yang kita makan diolah tubuh menjadi glukosa dan digunakan sebagai energi. Tubuh memproduksi insulin, suatu hormon yang dikeluarkan pankreas, untuk memecah gula yang dikonsumsi dalam makanan. Tapi, karena suatu sebab, produksi insulin ini tak cukup atau insulin tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya. Ini menyebabkan peningkatan kadar gula dalam darah yang menyebabkan diabetes.
Ada banyak faktor risiko yang menyebabkan penyakit ini, antara lain usia di mana risiko diabetes meningkat seiring dengan meningkatnya umur, overweight atau kelebihan berat badan, kurang aktivitas fisik, merokok, hipertensi, dan makanan tinggi gula serta rendah serat.
Data Riset Kesehatan Dasar menyatakan prevalensinya 6,9 persen atau sekitar 9 juta orang Indonesia. Angka itu menempatkan Indonesia menempati di peringkat ketujuh dunia, di bawah Cina, India, Amerika Serikat, Brasil, Rusia, dan Meksiko.
Masalahnya, Subuh melanjutkan, separuh penderita tidak menyadari tubuhnya terjangkit diabetes. Di Indonesia, angka kesadaran penyakit ini lebih rendah. Sebanyak 70 persen penderita tak tahu bahwa tubuhnya menderita kencing manis.
Menurut dokter spesialis penyakit dalam, Em Yunir, ketidaksadaran ini terjadi karena kebanyakan orang enggan memeriksakan dirinya—lewat tes gula darah di dokter. Kebanyakan orang sering mengesampingkan gejala yang dirasakan oleh tubuh, seperti sering kencing di malam hari, kerap merasakan haus, lapar, dan lemas. Mereka menganggap tanda-tanda ini tak serius dan lebih memilih menunda pemeriksaan karena takut dokter akan memberikan diagnosis yang mengerikan. "Mereka pura-pura sehat, seperti tak terjadi apa-apa."
Para penderita ini baru datang ke dokter setelah kondisinya benar-benar sakit. Saat itu, kebanyakan pasien sudah menderita komplikasi. Padahal, semakin cepat terdeteksi, pencegahan terhadap komplikasi ini sebenarnya akan semakin dini dan semakin baik.
Jika sudah terserang diabetes, penderita mesti bersiap terserang penyakit komplikasi—beberapa di antaranya menyebabkan kematian. Misalnya, serangan jantung dan stroke akibat gumpalan darah di area jantung serta otak, penyakit ginjal, kerusakan jaringan saraf, dan diabetic retinopathy yang bisa menyebabkan kebutaan.
Pasien harus mengkonsumi obat seumur hidup untuk mencegah terjadinya komplikasi. Semakin dini penyakit diketahui, pencegahan terhadap komplikasi juga semakin baik.
Cara Mencegah Kencing Manis
Lebih baik mencegah daripada mengobati. Sebelum terjadi komplikasi, lebih baik menghindari faktor risiko yang bisa mendatangkan diabetes. Berikut ini langkah-langkahnya:
1. Pertahankan berat badan ideal. Kelebihan berat dan lemak tubuh akan meningkatkan risiko terkena diabetes tipe dua.
2. Ketahui riwayat kesehatan keluarga. Risiko terkena diabetes meningkat jika ada riwayat penderita penyakit yang sama di keluarga.
3. Aktif secara fisik. Olahraga teratur bisa mencegah diabetes dengan mengontrol berat badan dan meningkatkan aliran darah.
4. Diet yang seimbang, rendah lemak dan gula.
5. Lakukan pemeriksaan kesehatan. Terutama untuk usia di atas 45 tahun. Pada kelompok faktor risiko tinggi, pemeriksaan harus dimulai pada usia lebih dini.
6. Pantau tekanan darah secara teratur. Sekitar 73 persen orang dewasa dengan diabetes ternyata juga menderita tekanan darah tinggi.
7. Tingkatkan konsumsi buah-buahan dan sayuran segar.