Wartapacitan.com | KESEHATAN - Publik, terutama kaum ibu, seperti kebakaran jenggot ketika mendengar berita beredarnya vaksin palsu. Betapa tidak, vaksin palsu yang telah beredar sejak tahun 2003 ini dapat mengakibatkan anak tidak kebal terhadap penyakit. Terlebih lagi, vaksin palsu juga dapat menimbulkan efek samping pada tubuh Si Kecil.
Setelah ditelusuri, vaksin palsu disinyalir telah beredar di tiga provinsi, yakni DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Terciumnya kasus ini merupakan tindak lanjut dari penggerebekan sebuah apotek ternama di bilangan Jakarta Timur pada akhir Juni 2016.
Berangkat dari hal tersebut, polisi pun mengembangkan kasus dengan menciduk beberapa tersangka yang bertindak sebagai produsen dan kurir. Berita terakhir yang membuat publik heboh adalah ditangkapnya sepasang suami istri produsen vaksin palsu di pemukiman mewah Bekasi, Jawa Barat.
Ditemukan Ribuan Vaksin Palsu
Meski awalnya sempat mengelak, tersangka tidak lagi bisa menyangkal setelah polisi menemukan ribuan botol obat yang diduga sebagai vaksin palsu. Pengalaman suami istri yang pernah bekerja sebagai tenaga medis ini memungkinkan keduanya mendapatkan botol vaksin bekas, untuk kemudian diisi dengan vaksin palsu. Vaksin palsu yang ditemukan di rumah tersangka adalah vaksin hepatitis B, vaksin polio, dan antibisa ular.
Vaksin Palsu Berisi Antibiotik
Vaksin palsu tersebut dibuat dengan botol bekas vaksin, yang kemudian diisi dengan antibiotik jenis gentamisin yang dilarutkan dengan cairan infus. Selain itu, vaksin tetanus pun kadang digunakan sebagai cairan oplosannya. Vaksin ini diracik oleh pelaku di sebuah gudang yang disulap menjadi laboratorium.
Membedakan Vaksin Palsu dengan Asli
Anda harus memeriksa kemasan vaksin dengan teliti. Apabila kemasannya kurang rapi, tutupnya berbeda dengan biasanya, label dan nomor serinya tidak terbaca dengan jelas, Anda patut curiga. Pada vaksin palsu pun bisa terlihat bekas congkelan jarum pada kemasannya. Warna barcode pada vaksin palsu pun tampak lebih hitam.
Selain kemasan, isi cairan dalam vaksin asli pun lebih keruh dibandingkan dengan vaksin palsu yang terlihat lebih bening. Selain itu, pada vaksin asli terdapat indikator panas yang dapat berubah warna apabila tidak disimpan pada suhu yang sesuai.
Vaksin palsu dibanderol dengan harga yang miring – bisa hingga kurang dari setengah harga vaksin asli. Jadi, jika Anda mendapatkan vaksin yang harganya jauh berbeda dari harga pasaran, Anda sebaiknya jangan gembira dulu. Telitilah sebelum membeli.
Dampak Pemberian Vaksin Palsu
Seperti dikutip dari laman Klikdokter.com, dampak yang paling merugikan adalah anak mendapatkan “kekebalan palsu”. Anak yang seharusnya sudah kebal terhadap penyakit tertentu setelah divaksinasi, malah tetap jatuh sakit walaupun sudah divaksinasi.
Si Kecil yang sakit tentunya sangat mengkhawatirkan orangtua. Selain beban perasaan dan mental, orangtua pun harus menanggung beban biaya pengobatan sang buah hati.
Vaksin palsu yang dibuat di gudang pun tentunya tidak dapat dijamin sterilitasnya. Akibatnya, anak rentan terkena infeksi setelah divaksinasi dengan vaksin palsu. Tanda infeksi yang paling jelas terlihat adalah demam tinggi dan menggigil.
Yang Harus Anda Lakukan
Jika Anda tidak yakin apakah Si Kecil mendapatkan vaksin yang asli atau tidak, laporkan hal ini kepada dokter anak, puskesmas, atau rumah sakit terdekat. Pihak terkait akan melakukan observasi, dan nantinya anak akan diberikan vaksin baru yang terjamin keasliannya. (rwp001)
[Baca Juga : Mengenal Diabetes, Pembunuh Setelah Stroke dan Jantung]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar