Wartapacitan.com | JAKARTA - Supriyanto (40) mengaku mendapat wangsit untuk membongkar kubur dan membawa jenazah ibunya ke rumahnya. Dia pun kerap melakukan ritual agar jenazah ibunya hidup lagi.
"Ya ritual-ritual ada, mungkin semacam doa-doa dengan harapan agar ibunya bisa hidup lagi," kata Kasat Reskrim Polres Temanggung AKP Suharto, saat dihubungi detikcom, Selasa (21/6/2016) malam.
Namun Suharto menjelaskan, ritual yang dilakukan oleh Supri dan rekan-rekannya tidak menggunakan sesaji apapun. "Mereka cuma berdoa di luar kamar tempat ibunya disimpan. Sesajen enggak ada cuma minyak wewangian untuk menyamarkan aroma jasad ibunya," sambung Suharto.
Dalam foto yang diterima detikcom, di kediaman Supriyanto terdapat tulisan di selembar kain dengan kata dalam kalimat Jawa yang tak biasa digunakan dalam bahasa sehari-hari. Kata-kata dalam tulisan itu bertuliskan dalam kalimat Jawa Inggil.
Sebagaimana diketahui, Ibu Supriyanto, Parimah, meninggal pada 14 April 2016. Makamnya dibongkar oleh Supriyanto pada 24 Mei 2016 setelah mengaku mendapat wangsit melalui mimpi. Ia melakukannya dengan bantuan 9 orang lainnya.
Polisi pun masih mendalami kasus ini, Supriyanto dan kesembilan temannya juga masih diamankan oleh Mapolsek Kedu untuk dimintai keterangan terkait makam yang dibongkar dan motifnya menyimpan jenazah. (adf/Hbb/rwp001)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar