Wartapacitan.com | PACITAN - Ada banyak cara yang dilakukan oleh beberapa anak di Pelosok Pacitan saat menunggu waktu berbuka puasa, salah satunya bermain meriam bambu. Tradisi ini tak lekang oleh waktu meskipun saat ini sudah banyak mainan yang canggih.
Seperti sejumlah anak di Desa Bungur, Kecamatan Tulakan ini, sedang mencari bambu untuk digunakan sebagai bahan meriam. Bambu yang digunakan adalah bagian paling pangkal, kemudian dipotong dengan panjang sekitar 1,5 meter sekaligus diberi lubang.
[Baca Juga : Tebing Longsor di Arjosari, Seorang Balita Selamat]
Bermain meriam bambu ini, biasanya dilakukan saat menjelang berbuka puasa atau setelah waktu subuh. Untuk memainkannya, anak-anak ini memilih lokasi yang luas, agar nantinya suara ledakan meriam terdengar lebih menggelegar layaknya meriam sungguhan. Mereka saling beradu suara meriam, satu dengan yang lainnya.
Yoga Siswono, salah satu pemain meriam bambu menjelaskan, untuk memainkan sebuah meriam bambu ini, cukup mengisi air secukupnya pada bambu yang sudang dilubangi, kemudian diisi dengan karbit dan sedikit air, dan memantiknya dengan api. Maka akan keluar suara menggelegar dari bambu tersebut.
[Baca Juga : Sunarno Ditemukan Tewas Dijurang Gunung Lanang]
Meski terbilang berbahaya, namun anak-anak sangat menikmati permainan tradisional ini. Kegiatan seperti ini juga sudah jarang ditemukan di kota-kota lain. (rwp001)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar