Wartapacitan.com | LONDON - Media asal Inggris, The Independent dan Independent on Sunday, secara resmi meninggalkan edisi cetak. Meski dua media cetak itu tutup, namun media online-nya; independent.co.uk, akan terus aktif. Menurut pemilik surat kabar, media online dipertahankan karena menjadi strategi terbaik.
ESI Media, perusahaan yang menaungi The Independent, menyatakan, seiring dengan bergesernya edisi cetak ke edisi online, maka akan ada pemangkasan karyawan pula. Namun, ESI Media menawarkan 25 pekerjaan baru di bidang konten digital.
[Baca juga : Cara Melaporkan Penipuan Online ke Bank untuk Blokir Rekening Pelaku]
[Baca juga : Cara Melaporkan Penipuan Online ke Bank untuk Blokir Rekening Pelaku]
"Keputusan ini untuk mempertahankan brand The Independent dan memungkinkan kami untuk terus berinvestasi di konten editorial berkualitas tinggi yang menarik lebih banyak pembaca ke platform online kami," kata pemilik ESI Media, Evgeny Lebedev.
The Independent didirikan tahun 1986 silam. Akan tetapi, angka sirkulasi per Desember 2015 menunjukkan rata-rata oplah per hari hanya mencapai 56.074 eksemplar. Angka tersebut jauh di bawah penjualan pesaingnya di bisnis surat kabar nasional Inggris. Misalnya saja, surat kabar The Sun meraup oplah 1,8 eksemplar dan The Guardian mencapai 166.000 eksemplar.
Pada masa-masa awal berdirinya, oplah The Independent pernah mencapai puncaknya, yakni 428.000 eksemplar per hari. Namun, 25 tahun kemudian, oplah pada hari kerja hanya mencapai kisaran 28.000. Di Inggris, perbincangan menyoal "senja kala" media cetak sudah lama bergulir, dikaitkan dengan pesatnya industri konten digital. Dengan demikian, pamitnya The Independent dari edisi cetak ke edisi online bukan hal yang mengagetkan publik.
Senja kala media cetak ini juga menyebabkan majalah khusus pria, FHM, berhenti terbit setelah 31 tahun. (sindo/tribun/RWP001)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar