BLOG PACITANKU

Tentang Pacitan, Kota Paling Selatan Di Jawa Timur


Senin, 19 September 2016

Ingin Kunjungi Goa Gong, Bus Rombongan Wisata Terperosok Jurang

Ingin Kunjungi Goa Gong, Bus Rombongan Wisata Terperosok Jurang

Wartapacitan.com | PUNUNG - Diduga tak kuat menanjak sebuah bus rombongan wisata asal Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan, terperosok ke dasar jurang di jalur Wisata Goa Gong. Akibatnya, 9 orang penumpang mengalami luka-luka dan harus mendapat perawatan medis. 

Kecelakaan terjadi di jalur Wisata Gong, Desa Bomo, Kecamatan Punung, Pacitan, Minggu sore. Bus rombongan wisata asal Kecamatan Ngadirojo terperosok ke dasar jurang sedalam sekitar 7 meter. 

Dari insiden ini bus mengalami kerusakan parah hampir di seluruh bagian. Sementara 8 orang penumpang dan sopir mengalami luka-luka dan harus mendapat perawatan itensif di puskesmas setempat. 

Kecelakaan tunggal ini terjadi ketika bus berpenumpang 17 orang kelompok Reog Kecamatan Ngadirajo melaju dari arah Goa Gong menuju Pacitan. Naas saat melintas di Jalan Tanjakan Song Gupuh, bus yang dikemudikan Sukir, warga Desa Wiyoro, Ngadirojo, ini tak kuat menanjak. 

Sang sopir yang tak mampu mengendalikan kemudi membuat bus bernopol AE 7116 UX justru berjalan mundur hingga terperosok ke dasar jurang. Demikian dikatakan AKP. Basuki, Kapolsek Punung.

Kini kasus kecelakaan lalu lintas ini masih dalam penyelidikan Unit Laka Lantas Polres Pacitan. Sementara beberapa korban luka parah dilarikan ke rumah sakit daerah untuk mendapat perawatan intensif.(rwp001)
JLS Belum Bisa Dilewati, Jalur Tulakan Jadi Alternatif

JLS Belum Bisa Dilewati, Jalur Tulakan Jadi Alternatif

Wartapacitan.com | PACITAN - Hingga hari kelima pasca tertutupnya JLS oleh material longsor, membuat aktivitas sejumlah warga tersendat. Termasuk proses pengiriman logistik sembako baik dari Kecamatan Pacitan maupun ke Kecamatan Ngadirojo. Serta pasokan material ke PLTU Sudimoro terganggu.

Arus lalu lintas menuju ke Kecamatan Ngadirojo maupun sebaliknya terpaksa dialihkan melalui Jalan Pacitan-Tulakan. Sebab, jalur nasional tersebut tak bisa dilalui oleh kendaraan baik roda dua maupun roda empat. Meski material longsor menutup total JLS di kilometer 14, tak jarang banyak pengguna kendaraan roda dua yang nekat melintas melalui jalur setapak dengan bantuan warga setempat.

Kasatlantas Polres Pacitan AKP Jumianto Nugroho mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan rekayasa pengalihan lalu lintas pasca longsor di JLS. Selain menutup jalur nasional tersebut, semua kendaraan mulai dari Pasar Arjowinangun juga mengarahkan pengguna jalan untuk melintas di Jalan Pacitan-Tulakan apabila hendak bepergian ke Kecamatan Ngadirojo dan Sudimoro. 

Meskipun bukan jalur perekonomian utama, Nugroho mengungkapkan, tertutupnya JLS oleh material longsor tersebut membuat akses pariwisata ke beberapa objek wisata seperti ke Pantai Soge di Kecamatan Ngadirojo dan Pantai Pidakan di Kecamatan Tulakan terputus. Apalagi jalur alternatif berupa jalan desa tepatnya masuk Desa Gawang, Kecamatan Kebonagung juga tertutup material longsor. (rwp001)
Ini Dampak Bencana Di Kecamatan Kebonagung

Ini Dampak Bencana Di Kecamatan Kebonagung

Wartapacitan.com | KEBONAGUNG - Tanah longsor menghajar sejumlah rumah warga di Kecamatan Kebonagung. Tercatat ada sebanyak lima rumah warga kena hantam material longsor. Antara lain, rumah Khaderin di Dusun Klepu, Desa Sidomulyo. Serta tempat tinggal Agung Sukamto, Miselan, Suharto, dan Edi di Dusun Krajan, Desa Gawang.

Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan Pujono mengatakan, rumah warga yang terkena bencana longsor terparah adalah keluarga Khaderin. Material longsor mengakibatkan tempat tinggal korban ambruk dan nyaris rata dengan tanah. Kondisi itu juga membuat korban untuk sementara waktu mesti mengungsi ke tetangga terdekat. 

Sementara terkait besaran kerugian akibat bencana tanah longsor tersebut, Pujono menuturkan, pihaknya baru bisa mengestimasi yang ada di rumah Khaderin. Tercatat kerugian yang ditanggung oleh korban mencapai sekitar Rp 50 juta. Sedangkan, empat rumah warga lainnya di Dusun Krajan, Desa Gawang masih dalam proses inventarisir. 

Terpisah, Kepala Desa Gawang Sogiyanto selain menimbun rumah warga di Dusun Krajan, material longsor juga menutup akses jalan desa yang juga merupakan jalur alternatif penghubung antara Desa Mantren, Sidomulyo dan Gembuk. Serta, Desa Gawang, Gembuk, Sanggrahan, dan Ketro. 

"Karena jalan desa sebagai jalur alternatif itu tertutup material longsor, jadi untuk sementara waktu warga harus berputar melewati Kecamatan Tulakan," terangnya.

Diungkapkannya, karena akses jalan desa tersebut tertutup material longsor otomatis aktivitas warga Desa Gawang, Mantren, dan Gembuk terganggu. Mereka yang bekerja di Kecamatan Pacitan misalnya, harus memutar sejauh delapan kilometer melalui jalur desa lainnya yang tembus Lapangan Kecamatan Kebonagung. 
Bupati Indartato meninjau lokasi longsor di Kecamatan Kebonagung. Foto : Doc Humas
Lebih lanjut, Sogiyanto menambahkan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Bina Marga dan Pengairan Pacitan untuk menangani longsor yang menutup akses jalan Desa Gawang menggunakan alat berat. Selain itu, dia juga telah meminta adanya langkah cepat dari PLN untuk proses perbaikan tiang listrik di Desa Gawang yang ambruk karena longsor. Sebab, sejak kejadian longsor tersebut pasokan listrik di hampir seluruh wilayah Kecamatan Kebonagung terganggu. 

Terpisah, pasca terjadinya rentetan bencana banjir dan longsor, Bupati Pacitan Indartato langsung meninjau lokasi kejadian. Orang nomor satu di jajaran Pemkab Pacitan tersebut menginstruksikan kepada para kepala satuan kerja (satker) terkait untuk segera menangani permasalahan yang terjadi di lapangan. (her/yup/rwp001)
Diduga Masalah Ekonomi, Seorang Wanita Gantung Diri

Diduga Masalah Ekonomi, Seorang Wanita Gantung Diri

Wartapacitan.com | ARJOSARI  - Warga Dusun Ngasem RT 02/RW 13, Desa Kedungbendo, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, di gegerkan seorang warga berjenis kelamin perempuan tewas gantung diri, Minggu (18/9/2016). Diduga korban nekat gantung diri karena masalah ekonomi.

Korban tewas bernama Misti (64). Jasad Misti di ketahui sekira pukul 10.00 wib. Korban pertama kali diketahui sudah meninggal dunia oleh tetangganya yang bernama Alan Yuliono dan Udin.

Saat itu, sekitar pukul 08.00 wib, Dendi, cucu korban, melihat neneknya meninggalkan rumah dengan membawa sabit. Kemudian, Sekitar pukul 08.30 wib, Suhartini, tetangga korban melihat nenek Misti berada di sawah sedang memeriksa tanaman sayuran.

Kemudian, sekitar pukul 10.00 wib, Alan Yuliono yang sedang mencari rumput di tegalan belakang rumah korban, yang berjarak kurang lebih 200 m, melihat sesuatu berwarna putih menggantung di pohon jati. Karena takut, dia mengajak Udin untuk melihat dari dekat. Setelah diperiksa, ternyata korban, Misti, yang tergantung di pohon jati tersebut.

Tak lama, saksi melaporkan kejadian tersebut ke perangkat desa dan selanjutnya melaporkan ke Polsek Arjosari. Hasil pemeriksaan petugas medis dari Puskesmas Kedungbendo, menyatakan bahwa ciri-ciri orang gantung diri sesuai dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. (rwp001)